Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Bojonegoro, Bercita-cita Jadi Sopir Bus dan Belajar Kepemimpinan di Mushala

Kompas.com - 08/06/2016, 07:48 WIB

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Menjadi seorang kepala daerah sebetulnya bukanlah impian masa kecil Suyoto. Namun, jalan hidup telah mengubah masa lalunya yang sederhana dan menjadikannya seorang pemimpin, seorang Bupati Bojonegoro.

Yoto bukan dari kalangan orang berada secara finansial. Masa kecil Yoto dijalaninya di Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.

Ayahnya seorang tukang kayu, hanya sampai kelas III sekolah rakyat. Ibu kandungnya tidak bisa membaca dan menulis latin, tapi banyak belajar mengaji dan mengadopsi filosofi hidup dari budaya Jawa dan ajaran Islam. Ibunya juga sangat teguh dalam pendirian dan kejujuran.

Dengan kondisi sederhana, Yoto kecil pun memiliki cita-cita yang tak muluk-muluk. Ia ingin menjadi sopir bus.

Rumah orangtuanya yang bersebelahan dengan mushala menjadikan sebagai pengajar mengaji bagi adik-adik kelasnya. Sebutan Kang Yoto berasal dari anak-anak kecil yang diajarinya mengaji.

Karena senangnya hidup di mushala, tempat ibadah itu menjadi rumah kedua bagi Yoto. Di sana ia memperoleh pelajaran tentang hidup.

"Banyak nilai sosial dan leadership (kepemimpinan) lahir dari mushalla ini," ujar Kang Yoto seperti dikutip Surya Online, Rabu (8/6/2016).

Selepas lulus aliyah, ia menimba ilmu di sebuah Universitas di Malang. Dari sanalah ia belajar organisasi, khususnya terlibat dalam aktivitas di kepemudaaan Muhammadiyah.

"Untuk menambah ilmu, saya pergi ke Malang (kuliah) dengan segala keterbatasan," kata alumnus Universitas Islam Negeri Malang (dulu IAIN) ini.

Suatu hari pada masa Ramadhan, Yoto selalu mencari makanan berbuka puasa dan mengaji di masjid. Masa-masa susah saat mahasiswa itu berangsur-angsur berubah lebih baik.

Masa perkuliahan di Malang kemudian mengubah cita-citanya dari sopir bus. Ia ingin menjadi dai (penceramah) di perantauan.

Masuk politik

Setelah tahun 1995, ia terlibat dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Tahun 1998, Yoto menjadi Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Di tahun itu pula, ia berkunjung ke Libya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com