KENDAL, KOMPAS.com - Junnatun Mukhassonah (25), langsung pamit ke dalam rumah setelah menemui Kompas.com, Minggu (30/6/2024).
Perempuan yang akrab disapa Junna tersebut, mengaku habis pulang berbelanja, dan mau cuci tangan.
Perlu diketahui, Junna, adalah salah satu warga Kendal yang mempunyai prestasi di bidang pendidikan.
Usai mencuci tangannya, anak nomor 3 dari 4 bersaudara yang tinggal di Sukodono RT 12 RW 03, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah itu, kembali menemui Kompas.com, setelah beberapa menit kemudian.
“Maaf, harus menunggu,” katanya, membuka pembicaraan.
Baca juga: Kisah Perjuangan Rhafi Sukma, Anak Tukang Deres yang Berhasil Diterima di 6 Universitas Luar Negeri
Junna diketahui merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dan lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,94.
“Saya lulus bulan kemarin pada tahun 2024 ini, dengan IP 3,94. Saya lulus tercepat dan terbaik di Fakultas Hukum Keluarga Islam (Syariah) UIN Sunan Kalijaga, dengan waktu kurang dari 4 tahun,” akunya.
Anak pasangan Akhmad Sodiq (almarhum) dan Nuryatimah, yang lahir pada 5 Desember 1999 ini bercerita kalau dirinya harus menunggu 2 tahun setelah lulus dari MAN untuk bisa kuliah.
Baca juga: Lepas Ribuan Mahasiswa UGM untuk KKN, Menteri Basuki: Jangan Ingah-ingih
Baca juga: Nadiem Batalkan Kenaikan UKT, BEM Unsoed: Bagaimana dengan IPI?
Pada 2019, Junna, kembali ikut tes PTN di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Namun, ketika dirinya sedang mengikuti tes tersebut, Junna disuruh pulang oleh keluarganya. Padahal dia baru beberapa menit masuk ke ruang tes itu.
“Saya sempat bingung, kenapa saya disuruh pulang. Sebab keluarga tidak mau menyebutkan alasannya. Sesampai di rumah, saya baru tahu, kenapa saya disuruh pulang. Ternyata bapak saya meninggal dunia,” jelasnya.
Baca juga: Biaya Kuliah di Binus Tahun Ajaran 2022/2023
Sepeninggal ayahnya, Junna menggantikan usaha orang tuanya.
Ia harus berjualan ayam potong di pasar. Sebab kedua kakaknya sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya.
Sementara ibunya, harus mengurusi adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Baca juga: Diduga Pakai Piagam Palsu, 25 Calon Siswa di SMAN 3 Semarang Terancam Tereliminasi