KOMPAS.com - Usai berikan pernyataan penolakan dokter asing, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya, Prof. Budi Santoso dicopot dari jabatannya.
Kabar pemberhentian Budi ini awalnya tersebar melalui pesan di grup WhatsApp, yang berisi mengenai informasi pemberhentian dan permintaan maaf.
Selain itu, warga digegerkan penemuan mayat terbakar di pemakaman Dukuh Drono, Desa Ketaon, Banyudono, Rabu (3/7/2024).
Mayat tersebut diduga bernama Usmanto bin Harjo Wiyono asal Indramayu, Jawa Barat (Jabar).
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Kamis (4/7/2024).
Baca juga: Dekan FK Unair Dicopot Usai Tolak Rencana Menkes Datangkan Dokter Asing
Prof. Budi Santoso membenarkan pesan yang beredar mengenai dirinya yang menerima surat keputusan (SK) pencopotan sebagai Dekan FK Unair.
"Assalamualaikum wr wb, Bpk ibu Dosen FK. Unair, per hari ini sy diberhentikan sebagai Dekan FK. Unair, sy menerima dengan lapang dada dan ikhlas, Mhn maaf selama sy memimpin FK. Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK. Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang, Aamiin3x , salam hormat untuk guru, semior dan sejawat semuanya," tulis pesan itu.
Budi mengungkapkan, pihak rektorat telah memberikan informasi pencopotanya sejak pukul 10.00 WIB.
Akan tetapi, dia baru menerima SK terkait hal tersebut sekitar pukul 15.00 WIB.
"Iya, (pesan) itu kan grupnya dekan ya, ada grupnya dosen-dosen. Saya pamitan karena SK-nya saya terima tadi, sekitar pukul 15.00 WIB," kata Budi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (3/7/2024).
Lebih lanjut, Budi sempat dipanggil oleh Rektor Unair, Prof. Nasih, pada Senin (1/7/2024). Dia diminta untuk menjelaskan mengenai pernyataannya yang menolak adanya dokter asing.
"Prosesnya (pencopotan), saya Senin dipanggil terkait dengan statement tidak setuju dengan dokter asing. Terus akhirnya hari Rabu keluar SK-nya," jelasnya.
Baca juga: Penemuan Mayat Terbakar Gegerkan Warga Boyolali, Ada Surat Wasiat di Lokasi
Mayat pria berusia 60 tahun ditemukan pertama kali oleh Khusnul Qotimah pukul 06.30 WIB. Saat itu dia hendak mengantar ibunya ke Pasar Ketaon.
Dalam perjalanan, ia melihat mayat di pemakaman desa setempat. Sampai di rumah Khusnul memanggil ayahnya, Tugiyo, untuk memastikan mayat tersebut.
Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, melalui Kasihumas Polres Boyolali AKP, Arif Mudi Prihanto mengatakan, temuan mayat pria kondisi terbakar sudah dilaporkan ke Polsek Banyudono.