Pada tahap awal, hanya beberapa titik yang bisa mengakses internet setelah dilakukan pemasangan.
Seiring waktu berjalan, sekarang sudah 95 persen wilayah Sepakung yang bisa mengakses internet.
"Sejak ada internet, komunikasi warga dengan dunia luar menjadi lancar, bisnis sayuran, madu, dan kopi semakin dikenal karena pemasaran online, dan terpenting pengetahuan warga akan teknologi dan untuk pendidikan juga semakin bagus," ungkap Nuri.
Baca juga: 8 Kabupaten yang Bagi-bagi Nmax untuk Camat, Kepala Desa, dan Lurah
Pengelolaan internet tersebut diserahkan ke BUMDes dengan nama sepakung.net.
Setiap bulan, warga membayar iuran sebesar Rp 100.000 dan mendapatkan 1 hingga 2 Mbps.
Nuri mengatakan, Sepakung menjadi Desa Digital Mandiri di Indonesia karena pengelolaan sepenuhnya ditangani pemerintah desa melalui BUMDes.
"Pengelolaan tersebut bertahan sampai saat ini, bahkan saat belum ada campur tangan dari pemerintah kabupaten, kita menciptakan aplikasi PAMdes atau Pelayanan Administrasi Pemerintah Desa," paparnya.
Dengan adanya aplikasi tersebut, pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih ringkas, cepat, dan hemat karena tidak perlu banyak kertas.
"Warga kami juga semakin memiliki kemampuan karena ada pendampingan serta pelatihan dari Pemkab Semarang. Bahkan kalau ada kunjungan dari perguruan tinggi juga kami minta memberi pelatihan agar semakin berdaya dan memahami teknologi," kata dia.
Nuri menegaskan, pada era dahulu buku adalah jendela informasi. Namun saat ini, internet menjadikan dunia dalam genggaman.
Karenanya, dia terus mendorong warganya untuk adaptasi dengan teknologi informasi yang terus berkembang.
Baca juga: Tuntut Kesejahteraan, Berapa Gaji Perangkat Desa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.