Tidak lama, orang-orang mulai mulai berdatangan mendekati mobil.
Baca juga: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri, Kompolnas Minta Pimpinan Polri Mulai Perhatikan Mental Anggota
Menurut keterangan saksi mata, warga mendatangi lokasi kejadian setelah mendengar suara benturan mobil.
Saat mengintip ke dalam, Brigadir RAT ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan luka di kepala. Posisinya berada di kursi pengemudi sebelah kanan.Sabuk pengaman almarhum masih terpasang.
Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan luka tembak berada di pelipis kanan korban yang menembus ke kiri. Peluru yang menewaskan Brigadir RAT disebut menembus atap mobil.
Polisi menemukan senjata api jenis HS ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengonfirmasi Brigadir RAT adalah polisi yang berdinas di Polresta Manado.
Baca juga: Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat
Adapun waktu kejadian adalah Kamis (25/04) sore hari tepatnya pada pukul 18:25 WIB.
“Dari keterangan saksi dan juga barang bukti serta digital forensik yang kami dapatkan kami menyimpulkan dugaan sementara yang bersangkutan melakukan bunuh diri," ujar Bintoro seperti dilansir Antara.
Motif bunuh diri Brigadir RAT masih didalami. Kendati begitu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal menyebutnya sebagai “masalah pribadi”.
Kesimpulan awal itu dicapai melalui olah TKP, pemeriksaan sebanyak 13 saksi, dan rekaman CCTV.
Hingga Minggu (28/04), para petugas kepolisian masih menginvestigasi TKP.
Bintoro kepada Kompas.com menyebut pihaknya akan merilis temuan lanjutan kasus pada Senin (29/04) ini meski waktunya belum dipastikan.
Baca juga: Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang
Secara terpisah, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal menyebut Brigadir RA sedang cuti saat kejadian. Adapun mobil Toyota Alphard yang dikendarai Brigadir RAT dilaporkan milik kerabatnya.
Pemilik rumah, Indra Pratama, mengonfirmasi Brigadir RA menginap di rumahnya dalam satu minggu terakhir. Indra yang seorang pengusaha mengaku mengenal Brigadir RT saat berkunjung ke Manado.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengonfirmasi pada Sabtu (27/04) bahwa keluarga Brigadir RAT telah menerima jenazah almarhum untuk kemudian diterbangkan ke Manado, Sulawesi Utara.
Baca juga: Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi
Pihak keluarga, menurut Yossi, tidak bersedia otopsi dilakukan terhadap Brigadir RAT.
“Hanya dilakukan pemeriksaan visum et repertum atau pemeriksaan luar tanpa dilakukan autopsi,” ujar Yossi kepada Antara.
Di sisi lain, penjelasan polisi mengenai alasan Brigadir RAT Tberada di Jakarta berbeda dengan keterangan keluarga.
Dikutip Tribunnews.com, Novita Husain, istri Brigadir RAT, mengutarakan alasan suaminya berada di ibukota: menjadi ajudan pejabat Polri.
Meski tidak menyebut nama pejabat yang dimaksud, Novita mengonfirmasi bahwa atasan suaminya adalah seorang polwan.
Novita menjelaskan Brigadir RAT sudah berada di Jakarta dalam beberapa bulan terakhir untuk pekerjaan. Dia mengaku suaminya sempat meneleponnya saat masih hidup dan mengaku “tidak nyaman” dengan pekerjaannya.
Novita dan Brigadir RAT dikaruniai tiga anak. Novita sendiri tidak percaya suaminya itu bunuh diri.
Baca juga: Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi
“Kasus [Brigadir RAT] dapat dipandang sebagai bentuk bunuh diri altruistik guna ‘menyelamatkan’ kepentingan pihak-pihak tertentu, bisa keluarga atau organisasi terlebih di tengah upaya perbaikan citra kepolisian sekarang ini,” ujarnya kepada BBC News Indonesia.
Lucky menambahkan bahwa kasus ini memiliki “kealpaan” berdasarkan dua aspek: perbedaan latar belakang keterangan dinas korban dan posisi korban yang justru tidak berada di lingkup kerja kepolisian.
Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto, menyebutkan beberapa contoh kejadian di mana anggota kepolisian meninggal dunia secara tidak wajar.
Beberapa kasus tersebut di antaranya adalah Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang tewas tertabrak kereta di Stasiun Jatinegara pada 1 Mei 2023.