MEDAN, KOMPAS.com- SZ (37) Kepala sekolah SMK 1 Siduaori, Nias Selatan, Sumatera Utara, membantah menganiaya siswanya YN (17) hingga akhirnya meninggal dunia pada Senin (15/4/2024). SZ mengaku hanya membina saja.
Pernyataan itu disampaikan SZ, saat diperiksa Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Wilayah XIV Sumatera Utara, Yasokhi Hia, di SMK Siduaori, Selasa (16/4/2024).
"Kepsek sudah kami BAP (berita acara pemeriksaan), dia (SZ) mengakui melakukan pembinaan, bukan menganiaya atau kekerasan, itulah jawaban beliau," ujar Yasokhi membeberkan hasil pemeriksaan Disdik terhadap SZ, saat dihubungi Kompas.com, melalui telepon seluler, Jumat (19/4/2024).
Baca juga: Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi
Berdasarkan pengakuan SZ, peristiwa bermula saat YN dan tujuh teman sekelasnya menjalankan pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin) di Kantor Camat Siduaori.
Kemudian Sekretaris Camat Siduaori menelepon SZ pada Jumat (15/4/2024). Dia menyebut para siswa Prakerin sulit untuk disuruh bekerja.
"Sekcam menanyakan ke Kepsek apakah siswa Prakerin bisa disuruh dan pada saat menelepon dan Kepsek mengatakan bahwa bisa, sekertaris camat menjawab saya pikir mereka tidak bisa disuruh, kalau tidak bisa disuruh sebaiknya mereka dijemput, hari Senin (18/3/2024)," ujar Yasokhi menirukan ucapan SZ.
Selanjutnya, kata Yasokhi, SZ meminta sekretaris camat memaklumi tingkah laku para siswanya. SZ saat itu berjanji akan mengevaluasi kedelapan siswa tersebut.
Keesokan harinya, 16 Maret 2024, SZ mengumpulkan kedelapan siswa tersebut termasuk YN ke dalam ruang kelas dengan didampingi dua guru.
Baca juga: Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan
Saat di ruang kelas itu lah muncul informasi yang menyebutkan SZ menganiaya korban dan tujuh orang temannya.
Namun, berdasarkan pengakuan SZ, itu sama sekali tidak terjadi. Disdik Sumut juga telah mengkonfirmasi ke tujuh siswa Prakerin yang dibina SZ.