Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdikbud Jateng Akui Temuan 25 Piagam Palsu di PPDB 2024

Kompas.com - 28/06/2024, 20:45 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah mengakui adanya temuan piagam palsu yang digunakan untuk mendaftar seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) Jateng 2024.

Di PPDB SMA N 3 Kota Semarang, ditemukan 25 piagam palsu.

Salah satunya piagam kejuaraan internasional lomba marching band di Malaysia yang mencantumkan juara 1. Piagam itu digunakan calon peserta didik (CPD) untuk mendaftar PPDB jalur prestasi di sekolah tersebut.

Baca juga: Diduga Pakai Piagam Palsu, 25 Calon Siswa di SMAN 3 Semarang Terancam Tereliminasi

Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah mengungkap, hasil penyelidikan dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng mengatakan bahwa legalisasi yang diajukan ialah juara 1 padahal siswa tersebut sebenarnya mendapat juara 3.

"Kemudian piagam itu digunakan mendaftar PPDB. Masuk verifikasi karena sudah ada keabsahan tanda tangan kepala sekolah sesuai dengan juknis, lalu dilegalisasi Disporapar. Maka secara dokumen itu sudah diabsahkan," beber Uswatun ditemui di kantornya, Jumat (28/6/2024).

Kendati demikian, dia tidak membenarkan isi dokumen karena tidak sesuai prestasi yang sesungguhnya.

Hanya saja, proses verifikasi berkas di PPDB sudah berakhir dan diterima lantaran saat itu belum ada laporan terkait pemalsuan ini.

Pihaknya tidak bisa membatalkan, mengingat surat dari Disporapar dia terima pada 27 Juni sedangkan verifikasi berkas terakhir pada 24 Juni pukul 15.30 WIB.

"Sampai saat ini terus bergulir, kita tunggu nanti sampai proses PPDB selesai. Atas petunjuk Pak Gubernur masih dilakukan pendalaman yang nanti akan ditunjuk PIC nya untuk menyelesaikan masalah. Sudah ada (Satgas)," tegas Uswatun.

Lebih lanjut, setelah memasuki tahapan daftar ulang, pihaknya akan mengarahkan panitia PPDB di sekolah untuk memverifikasi ulang berkas asli yang digunakan CPD untuk mendaftar di sekolahnya masing-masing.

Hal ini agar panitia PPDB dan Disdikbud dapat mengidentifikasi piagam palsu yang digunakan para CPD selama PPDB Jateng 2024 ini.

"Piagam palsu jadi catatan. Tapi yang menyatakan palsu bukan kami, dari asessmennya disporapar itu sudah di-detect dengan teknologi yang mereka miliki, lalu dibandingkan dengan piagam lainnya, dan seterusnya," jelasnya.

Baca juga: Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

 

Uswatun juga berpesan kepada CPD, wali murid, dan sekolah untuk menjadikan insiden ini sebagai pembelajaran.

"Kalau segala sesuatu dimulai dengan tidak jujur, dampaknya panjang dan tidak hanya mengenai diri sendiri, tapi juga track record sekolah, orang tua, kalau memang hasilnya keluar (dinyatakan curang)," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

Regional
Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Regional
Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi 'Paving Block'

Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi "Paving Block"

Regional
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Regional
Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Regional
SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

Regional
Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Regional
Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Regional
Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Regional
Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Regional
Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Regional
Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Regional
Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com