Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana di Tana Toraja, 20 Warga Meninggal karena Tanah Longsor

Kompas.com - 17/04/2024, 15:25 WIB
Rachmawati

Editor

Selain itu, sebanyak 116 orang dari Basarnas, Kodim 1414 Toraja, BPBD Tana Toraja, Balai Kehutanan, Polres Tana Toraja, SAR Brimob, dan masyarakat sekitar turut membantu proses pencarian.

Berpotensi alami cuaca ekstrem

Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hasmororini, mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir kondisi hujan sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, di antaranya aktifnya gelombang Ekuator Rossby dan gelombang Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah.

Gelombang Equatorial Rossby adalah fenomena yang terjadi di atmosfera ketika lautan yang berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator.

Sementara, gelombang Kelvin atmosfer adalah sistem curah hujan tropis yang disertai pola angin barat dan timur yang khas.

“Adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin [konvergensi] yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan,” kata Hasmororini kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Oleh karena itu, ia mengatakan selama periode 15-17 April 2024, sejumlah daerah diperkirakan akan mengalami hujan lebat dengan angin kencang yang berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi seperti, banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

“Wilayah yang berpotensi terdampak longsor di sebagian Aceh, Kalimantan bagian barat dan tengah, Jawa Timur, Sulawesi bagian tengah, Papua bagian utara dan tengah,” ujarnya.

"Kawasan rawan longsor ada di setiap provinsi"

Kerabat dan warga meratap di sekeliling peti jenazah korban tanah longsor yang terjadi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.JUFRI TONAPA/BBC Indonesia Kerabat dan warga meratap di sekeliling peti jenazah korban tanah longsor yang terjadi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Menurut situs Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) milik BNPB, selama periode Maret-April 2024 telah terjadi 64 bencana tanah longsor di sejumlah daerah di Indonesia. Tanah longsor di Tana Toraja merupakan kejadian terbaru.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari, mengatakan bahwa Tana Toraja memang merupakan kawasan yang memiliki risiko tinggi terjadi bencana tanah longsor. Sebab, kawasan tersebut didominasi oleh perbukitan.

“Hampir 60% dari kawasan kabupaten Tana Toraja merupakan daerah risiko tinggi tanah longsor dan banjir bandang. Tapi untuk kasus ini memang intensitas curah hujan yang dilaporkan oleh BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] itu sangat tinggi,“ ujar Abdul.

Ia menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat cukup banyak kawasan yang dapat dikategorikan sebagai kawasan risiko sedang atau tinggi potensi terjadi longsor.

Baca juga: Sesuai Arahan Pj Gubernur Bahtiar, Dinkes Sulsel Kirim Bantuan untuk Korban Longsor di Tana Toraja

Bahkan, Abdul mengatakan bahwa hampir di setiap provinsi ada kawasan yang rawan longsor.

Untuk mengetahui apakah sebuah daerah berpotensi mengalami tanah longsor, Abdul mengatakan bahwa masyarakat dan pemerintah dapat mengakses situs inarisk.bnpb.go.id.

Pada situs itu, warga dapat memasukkan nama daerah ke dalam kolom pencarian dan melihat status kerawanan daerah tersebut terhadap bencana banjir hingga tanah longsor.

Adapun kapan terjadinya bencana sangat tergantung pada curah hujan yang jatuh, khususnya saat cuaca ekstrem.

“Pokoknya semuanya yang termasuk kawasan risiko tinggi, itu kalau ada hujan intensitas tinggi misalkan di atas 30-50 milimeter (mm) per hari. Itu bisa memicu longsor di daerah itu. Jadi kuncinya sekarang itu,“ katanya.

Baca juga: 20 Korban Longsor Tana Toraja Ditemukan, Basarnas Tutup Pencarian

Abdul menjelaskan bahwa ada dua indikator yang dapat menandakan kapan warga harus dievakuasi dari daerah yang rawan tanah longsor.

Pertama, pandangan mata warga tidak bisa mencapai 100 meter ke depan karena dihalangi hujan lebat.

Kedua, intensitas curah hujan mencapai 30 mm hingga 50 mm dan sudah berlangsung sampai satu jam lebih.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa BMKG perlu memberikan informasi secara real time terkait intensitas curah hujan. Dengan begitu, pemerintah daerah dapat segera memulai proses evakuasi warga.

“Kalau dua kondisi ini dipenuhi. Hujan nonstop dan visibility tidak terlihat 100 meter. Itu sudah saatnya BPBD turun untuk mengevakuasi masyarakat di daerah-daerah yang rawan longsor,” kata Abdul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Regional
Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Regional
Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Regional
Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Regional
Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Regional
19 Pekerja Ilegal yang Hendak Dikirim ke Kalimantan Diiming-imingi Gaji Rp 900.000

19 Pekerja Ilegal yang Hendak Dikirim ke Kalimantan Diiming-imingi Gaji Rp 900.000

Regional
Malapraktik, Bidan di Prabumulih Ditetapkan Tersangka

Malapraktik, Bidan di Prabumulih Ditetapkan Tersangka

Regional
Harkitnas dan Hari Jadi Ke-283 Wonogiri, Bupati Jekek: Penguasaan Teknologi Kunci Capai Indonesia Emas 2045

Harkitnas dan Hari Jadi Ke-283 Wonogiri, Bupati Jekek: Penguasaan Teknologi Kunci Capai Indonesia Emas 2045

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
KPU Sikka Respons Kasus Caleg Terpilih Jadi Tersangka TPPO

KPU Sikka Respons Kasus Caleg Terpilih Jadi Tersangka TPPO

Regional
Mengalami Pendarahan, 1 Jemaah Haji Asal Semarang Gagal Berangkat

Mengalami Pendarahan, 1 Jemaah Haji Asal Semarang Gagal Berangkat

Regional
KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com