Erwin, Dosen Hukum Universitas Jambi ini mengatakan, keluarga korban sudah mengikhlaskan. Cuma tuduhan-tuduhan yang negatif, ia mohon agar dibersihkan.
“Gak tau hari ini, sampai kemarin (Minggu) polisi belum memberikan klarifikasi kepada keluarga korban,” ungkap Erwin.
Jenazah korban diantar polisi ke rumah duka pada pukul 2.00.
“Cuma saya denger saat itu banyak aparat-aparat yang datang, tapi belum ada yang komunikasi karena kepanikan keluarga,” ucap dia.
Menurut Erwin, saat dikejar-kejar warga, korban sempat menghubungi kedua orangtuanya, sekitar pukul 19.00 WIB. Namun setelahnya, korban tidak mengangkat ponselnya.
Baru diangkat setelah berjam-jam kemudian. Namun yang terdengar suara laki-laki yang memberikan informasi jika anaknya kecelakaan dan sekarang berada di Rumah Sakit Raden Mattaher.
“Yang angkat warga biasa bukan dari pihak kepolisian. Tapi sebelumnya pihak kepolisian sempat ke rumah korban, nyari-nyari berdasarkan alamat dari kartu identitas korban,” tutur Erwin.
Erwin menuturkan, korban adalah dokter di klinik kecantikan bernama Dwi Fatimah Yen (29), anak bungsu dari Bapak Pasiman ibu Nani, Desa Pasir Panjang, Kota Jambi Seberang. Korban lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jambi pada 2018.
Jenazah korban sudah dimakamkan pada hari Sabtu (30/3/2024).
“Korban sedang mencari tempat usaha klinik kecantikan. Sebelumnya sudah punya 7 usaha klinik kecantikan, mau buka di daerah Sebapo, Kecamatan Mestong. Ketika dekat SPN Polda Jambi dia sempat telpon dengan bapaknya bilang ketakutan.
“Pak, Dwi takut, Pak,” kata korban ditirukan Erwin.
“Kenapa Dwi?” kata ayahnya.
“Dwi dibuntuti orang, kebetulan tempatnya sepi,” kata korban.
“Cepat ke tempat ramai agak ngebut,” kata ayahnya.
Menurut Erwin, orang yang mengejar korban sebanyak tiga orang dan sambil teriak maling. Bahkan sampai dekat pos polisi, warga masih meneriaki korban, maling. Jadi korban semakin panik, dan polisi ikut mengejar korban.