Salin Artikel

Kronologi Dokter di Jambi Tewas Kecelakaan Saat Dikejar Polisi Dituduh Maling

JAMBI, KOMPAS.com – Seorang dokter perempuan bernama Dwi Fatimah Yen (29) tewas usai menabrak tiang listrik dan rumah warga, Jumat (29/3/2024), sekitar pukul 23.50 WIB.

Sebelum kecelakaan dokter perempuan dituduh maling oleh warga perumahan Pondok Cipta atau dekat kawasan SPN Polda Jambi, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi. Dituduh maling lantaran sang pengendara ngebut di area perumahan.

Diduga kesal tidak mau diberhentikan warga yang melakukan meneriaki maling sampai pada pos penyekatan polisi. Petugas jaga yang melihat mobil ngebut dan dikejar-kejar warga pun turut melakukan pengejaran.

“Mobil yang dikendarai korban itu ngebut ketika melewati pos penyekatan polisi. Warga juga teriak maling, maka petugas menyalakan sirine dan melakukan pengejaran,” kata Kapolres Muaro Jambi, AKBP Wahyu Bram melalui sambungan telepon, Senin (1/4/2024).

Wahyu menjelaskan, pihak kepolisian yang merasa curiga tuduhan maling langsung melakukan penyelidikan. Hasilnya memang mobil tersebut ngebut karena dikejar warga dan kemudian diteriakin maling.

Pada malam itu juga, sambung Bram, polisi langsung melakukan penyelidikan. Pasalnya dikhawatirkan ada penyebab lain korban mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

“Kita takut juga anggota ini salah atau gimana, apakah benar ada pencurian atau jangan-jangan sedang dikejar debt collector. Tapi setelah anggota melakukan penyelidikan malam itu, memang korban ngebut karena dikejar-kejar warga,” beber Kapolres.

Dalam pengejaran tersebut, polisi sempat melakukan peringatan melalui pengeras suara (toa). Korban terus ngebut sampai masuk Kota Jambi, kemudian mengarah keluar kota, memasuki jalan lintas Sumatera Jambi-Riau.

Lantaran tak juga mau berhenti, petugas sempat mengeluarkan tembakan peringatan. Korban masih melaju dengan kencang.

Sampai pada akhirnya di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, mobil korban tak terkendali karena menghindari kendaraan lain dan terjadilah Kecelakaan.

“Pintu mobil korban sobek dan gak bisa dibuka, jadi keluar lewat pintu sebelah kiri, dibawa ke rumah sakit, meninggal di rumah sakit,” kata Kapolres.

Pengejaran terhadap korban sebenarnya sudah diambil polisi, karena jaraknya sangat jauh dari Selatan ke Utara. Jarak tempuhnya hampir satu jam.

Terkait kasus ini, anggota tidak bersalah, karena polisi memiliki kewenangan untuk menghentikan orang apabila sedang dicurigai.

Sementara itu, Erwin, sepupu korban menginginkan agar nama baik korban dibersihkan.

Pasalnya setelah aksi kejar-kejaran itu viral, banyak pihak yang menuduhnya mencuri mobil atau pelaku tabrak lari.

Erwin, Dosen Hukum Universitas Jambi ini mengatakan, keluarga korban sudah mengikhlaskan. Cuma tuduhan-tuduhan yang negatif, ia mohon agar dibersihkan.

“Gak tau hari ini, sampai kemarin (Minggu) polisi belum memberikan klarifikasi kepada keluarga korban,” ungkap Erwin.

Jenazah korban diantar polisi ke rumah duka pada pukul 2.00.

“Cuma saya denger saat itu banyak aparat-aparat yang datang, tapi belum ada yang komunikasi karena kepanikan keluarga,” ucap dia.

Menurut Erwin, saat dikejar-kejar warga, korban sempat menghubungi kedua orangtuanya, sekitar pukul 19.00 WIB. Namun setelahnya, korban tidak mengangkat ponselnya. 

Baru diangkat setelah berjam-jam kemudian. Namun yang terdengar suara laki-laki yang memberikan informasi jika anaknya kecelakaan dan sekarang berada di Rumah Sakit Raden Mattaher.

“Yang angkat warga biasa bukan dari pihak kepolisian. Tapi sebelumnya pihak kepolisian sempat ke rumah korban, nyari-nyari berdasarkan alamat dari kartu identitas korban,” tutur Erwin.

Erwin menuturkan, korban adalah dokter di klinik kecantikan bernama Dwi Fatimah Yen (29), anak bungsu dari Bapak Pasiman ibu Nani, Desa Pasir Panjang, Kota Jambi Seberang. Korban lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jambi pada 2018.

Jenazah korban sudah dimakamkan pada hari Sabtu (30/3/2024).

“Korban sedang mencari tempat usaha klinik kecantikan. Sebelumnya sudah punya 7 usaha klinik kecantikan, mau buka di daerah Sebapo, Kecamatan Mestong. Ketika dekat SPN Polda Jambi dia sempat telpon dengan bapaknya bilang ketakutan.

“Pak, Dwi takut, Pak,” kata korban ditirukan Erwin.

“Kenapa Dwi?” kata ayahnya.

“Dwi dibuntuti orang, kebetulan tempatnya sepi,” kata korban.

“Cepat ke tempat ramai agak ngebut,” kata ayahnya.

Menurut Erwin, orang yang mengejar korban sebanyak tiga orang dan sambil teriak maling. Bahkan sampai dekat pos polisi, warga masih meneriaki korban, maling. Jadi korban semakin panik, dan polisi ikut mengejar korban. 

“Semakin dikejar semakin ngebut lagi bawa mobilnya, maka terjadilah kecelakaan di Desa Sekernan,” tutur Erwin.

Mobil Keluarga

Saat ini selain syok, keluarga juga terganggu dengan banyaknya narasi di media, korban meninggal karena dikejar dan dituduh mencuri mobil. Ada juga yang menuduh pelaku tabrak lagi.

“Tolong klarifikasi ya, mobil siapa yang dicuri, siapa korbannya, kalau tabrak lari siapa korbannya, siapa yang ditabrak. Kami berharap pihak-pihak yang menarasikan tolong klarifikasi juga ke media, biar nama baik beliau ini pulih lagi,” katanya.

Pasalnya mobil yang dikendarai itu mobil sendiri (orangtua) yang lengkap dengan surat menyurat kepemilikan BPKB.

“Untuk proses hukum selanjutnya, kami keluarga butuh berunding terlebih dahulu, terutama orang tuanya. Cuma beberapa hari lagi ada (laporan),” kata Erwin menegaskan.

https://regional.kompas.com/read/2024/04/01/181549378/kronologi-dokter-di-jambi-tewas-kecelakaan-saat-dikejar-polisi-dituduh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke