Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kirab Malam Selikuran, Tradisi Keraton Solo Sambut Lailatul Qadar

Kompas.com - 01/04/2024, 06:05 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Menurut Dipo, tumpeng seribu ini didoakan di Taman Sriwedari kemudian dibagikan kepada masyarakat.

"Tumpeng sewu memaknai turunnya lailatul qadar, malam seribu bulan. Nanti dibawa ke Taman Sriwedari untuk didoakan bersama kemudian dibagikan kepada masyarakat," kata Dipo.

Dijelaskan, lampu ting atau lampion yang dibawa abdi dalam selama kirab memiliki makna bahwa kampung di sekitar keraton belum ada listrik. Sehingg penduduknya diminta membuat lampion atau lampu ting.

"Ting dan lampion itu karena waktu dulu di sekitar keraton itu di kampung-kampung sebagian belum ada listrik. Penduduk-penduduk waktu itu supaya membuat lampion," jelas dia.

Sehingga, lanjut dia, lampion tersebut disertakan dalam kirab malam selikuran. Selain itu ada lampion berbentuk bintang yang mengandung makna malam penuh berkah.

Baca juga: Ada Kirab Dugderan, Jalan Pemuda Ditutup Sabtu Ini

Dipo mengungkapkan, tradisi kirab malam selikuran sudah ada sejak zaman pemerintahan Raja Keraton Solo Pakubuwana X. Saat itu, kirab malam selikuran berlangsung dari keraton sampai Masjid Agung.

Seiring perkembangan, kirab malam selikuran rutenya diperpanjang dari Keraton Solo hingga Taman Sriwedari. Tradisi ini berlangsung hingga sekarang.

"(Kirab malam selikuran) dimulai sejak Pakubuwana ke X. Waktu itu acara malam lailatul qadar hanya diselenggarakan di keraton sampai ke masjid. Muncul pasar malem Sekaten setelah ada Taman Sriwedari maka kegiatan ini dilanjutkan dari keraton menuju ke Taman Sriwedari," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com