Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Adat Muaro Langkap: Merawat Hutan, Memuliakan Harimau

Kompas.com - 13/02/2024, 09:15 WIB
Suwandi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kebijaksanaan penjajah Belanda berangkat karena mereka telah membaca sejarah dengan baik.

Pada dasarnya, masyarakat adat Muaro Langkap sudah lahir dan tumbuh sebelum negara Indonesia ada. Kala itu, Kedepatian Muaro Langkap adalah negara yang berdaulat. Tidak pernah berada dalam kekuasaan Kerajaan Melayu maupun Pagaruyung.

Sehingga, pada 1296 terbentuk negara konfederasi Depati Empat Alam Kerinci, dengan pusat pemerintahan di Sanggaran Agung. Disebut demikian karena merupakan gabungan dari negara-negara berdaulat: 4 diateh 3 dibaruh.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, 4 diateh adalah Depati Muaro Langkap Tamiai, Depati Rencong Telang Pulau Sangkar, Depati Biangsari Pengasih, dan Depati Atur Bumi Hiang.

Kemudian untuk 3 dibaruh adalah Depati Setio Nyato Tanah Renah, Depati Setio Rajo Lubuk Gaung, dan Depati Setio Beti Nalo Tantan.

Kendati demikian, masyarakat adat Muaro Langkap menyadari tidak boleh ada negara dalam negara. Mereka pun berbesar hati berada dalam kekuasaan Negara Indonesia.

Untuk membuktikan itu, mereka sudah menyerahkan puluhan ribu hektar hutan agar masuk dalam TNKS.

“Kami sesungguhnya sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan mereka (Balai Besar TNKS) sama-sama menjaga hutan agar harimau yang dipercaya jelmaan leluhur tidak terganggu hidupnya dalam hutan,” kata Mukhri.

Hal senada disampaikan anak betino (perempuan) masyarakat adat Muaro Langkap, Evi Puspita. Ia mengatakan, hutan itu menjaga mata air yang dapat menghidupi sawah-sawah petani. Kemudian hutan telah ‘mengurung’ harimau agar tak menggangu manusia.

Puspita meyakini harimau jelmaan leluhur menjaga manusia dari dalam hutan. Nasihat nenek moyang dulu, jangan membunuh harimau dan merusak rumahnya (hutan) agar semua makhluk selamat dari bencana.

“Kita seperti terhubung dengan harimau. Banyak yang percaya, harimau itu jelmaan leluhur yang menjaga kita dari segala keburukan. Dari dulu masyarakat adat Muaro Langkap sangat teliti dalam mengelola hutan,” kata Puspita.

Kerinci dan Harimau

Datuk Tiang Bungkuk mengatakan, masyarakat Kerinci telah lama menjalin hubungan dengan harimau. Selama manusia berkonflik dengan harimau, sangat jarang orang Kerinci yang terbunuh oleh harimau.

“Antara harimau dan leluhur kami ada perjanjian tidak boleh saling menggangu. Kami manusia tidak boleh menggangu alam harimau (hutan), begitu juga sebaliknya,” kata Datuk Tiang Bungkuk.

Atas dasar itulah, masyarakat adat Muaro Langkap membuat hukum adat yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi agar konsisten menjaga hutan.

Dalam konteks ini, menjaga adalah tidak membuka hutan di luar ketentuan adat dan tanpa kebijaksanaan.

Kalau masyarakat adat tidak menjaga hutan, kemudian serakah merobohkan hutan untuk kepentingan ekonomi sesaat, maka harimau akan turun dengan misi menjatuhkan hukuman. Artinya perjanjian telah dilanggar.

“Mereka (harimau) dengan kekuatan tak terlihat akan memberikan hukuman terhadap manusia-manusia yang serakah merusak alam. Penambang emas itu banyak yang mati, hanyut di sungai, tertimbun tebing bahkan ada yang tertimpa kayu,” kata Datuk Tiang Bungkuk.

Ketika dia turun ke lokasi penambangan emas ilegal di Sungai Penetai, awal Februari 2023, Datuk Tiang Bungkuk telah mengingatkan jika mereka menambang dengan alat berat, maka nyawa akan menjadi gantinya. Benar saja, beberapa penambang ada yang tewas.

Selanjutnya, ketika mereka menambang di lokasi makam keramat Batu Reben, maka tidak akan mendapatkan hasil. Kemudian semua orang akan tertimpa bencana, tidak hanya mereka yang bekerja di tambang emas ilegal, tapi masyarakat yang hidup di hilir sungai.

“Secara adat penambang emas ilegal ini sudah diingatkan. Tapi mereka serakah. Kami serahkan kepada polisi, biar mereka ditangkap,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Regional
Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Regional
Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Regional
Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Regional
Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Regional
Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Regional
Siswa Kelas 9 Tewas Saat 'Camping' di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Siswa Kelas 9 Tewas Saat "Camping" di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Regional
Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Regional
Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Regional
Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Regional
Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Regional
Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Regional
Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com