Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran: Setiap Saya Mengeluarkan Kata "Hilirisasi" Ada yang Tertawa Grup Sebelah, Menyepelekan

Kompas.com - 23/01/2024, 17:24 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyinggung program hilirisasi saat mengunjungi perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2023).

Dia mengaku selalu menyampaikan programnya tersebut setiap mengikuti debat capres-cawapres. Bahkan, kata hilirisasi itu selalu dia sampaikan secara berulang-ulang.

Tetapi yang membuat dirinya heran setiap menyampaikan kata hilirisasi ada yang menertawakan. Menurutnya program ini tidak boleh disepelekan.

Baca juga: Kunjungi Sritex di Sukoharjo, Gibran Diteriaki Mas Samsul

"Dua kali debat saya itu selalu ngulangin, ngulangin, ngulangin terus hilirisasi. Dan mungkin bapak, ibu atau teman-teman media ya yang ada di ruangan debat itu setiap kali saya mengeluarkan kata hilirisasi itu ada yang tertawa loh grup sebelah. Menyepelekan. Ini nggak boleh. Kita nggak boleh menyepelekan hilirisasi," kata Gibran, Selasa.

Gibran juga menyampaikan pengiriman barang ke luar negeri tidak boleh dalam bentuk mentah. Menurutnya, barang yang telah diolah di luar negeri kemudian masuk kembali ke dalam negeri harganya semakin tinggi.

"Kita tidak boleh lagi ngirim barang mentah. Ngirim barang mentah diolah di luar negeri balik lagi ke sini harganya berlipat-lipat tidak boleh lagi," ungkap dia.

Putra sulung Presiden Jokowi itu mengatakan sudah saatnya Indonesia mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki.

Caranya adalah dengan memanfaatkan kesempatan bonus demografi. Bonus demografi menjadi kesempatan untuk meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia melalui peranan generasi usia produktif.

"Saya juga berkali-kali bilang sumber daya alam kita luar biasa sekali. Apa-apa harus diolah sendiri di sini. Kita punya bonus demografi. Ini kan kesempatan kita untuk meningkatkan produktivitas nasional. Dan bonus demografi datangnya cuma sekali dan tidak akan terulang lagi. Maka ini penting sekali juga untuk menyiapkan anak-anak kita untuk menuju Indonesia emas harus disiapkan generasi emasnya juga," kata dia.

Lebih jauh Gibran mengatakan agar perusahaan dalam negeri tetap tumbuh dengan harmonisasi peraturan di sektor indistri. Dia ingin ke depannya tidak ada lagi peraturan tumpang tindih.

"Tadi sudah ngobrol-ngobrol dengan Pak Iwan beliau tadi menyarankan beberapa point intinya akan kita tindak lanjuti, Pak. Kita pengin ke depan tidak ada lagi tumpang tindih peraturan. Harus kita harmonisasi, harus kita buat semudah mungkin untuk perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk bisa tumbuh," katanya.

"Jangan lagi ada tumpang tindih peraturan. Peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan lembaga non-kementerian, perda dan lain-lain. Harus kita harmonisasi dibikin simpel," lanjut Gibran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com