Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Food Estate" Jagung Senilai Rp 54 Miliar di Gunung Mas Kalteng, Disebut Menutupi Kegagalan Proyek Kebun Singkong

Kompas.com - 21/01/2024, 22:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Aktivis lingkungan menyebut komoditas jagung yang ditanam di lahan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dipaksakan "demi menutupi kegagalan proyek perkebunan singkong yang mangkrak di tangan Kementerian Pertahanan".

Pegiat lingkungan itu menganggap komoditas jagung yang "dipaksakan" ditanam di tanah yang mayoritas pasir itu "tumbuhnya tidak terlalu bagus".

Sebaliknya, Kementerian Pertanian mengeklaim, dari hasil percobaan yang sudah dan tengah dilakukan di Gunung Emas, Kalteng, pihaknya "optimistis" proyek food estate kebun jagung senilai Rp54 miliar "bisa berjalan baik".

Baca juga: CEK FAKTA: Gibran Sebut “Food Estate” di Kalteng Berhasil

Seorang pejabat di Balai Penerapan Standar Instrumen (BPSI) Pertanian Kalimantan Tengah kepada BBC News Indonesia mengakui lahan di Gunung Mas, Kalteng "tidak bisa" dan "berat" untuk ditanami singkong, karena lahan yang mayoritas pasir kuarsa yang nyaris nol unsur hara.

Namun BPSI Pertanian Kalteng meyakini jagung dipilih karena "lebih cepat dan lebih mudah mendapatkan hasil" dan "bisa beradaptasi dengan baik."

Walaupun demikian, LSM Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalteng mengaku menemukan jagung yang tumbuh subur di Gunung Mas merupakan "tanaman yang menggunakan medium polybag".

Temuan Walhi juga mengungkap, selain kebun jagung dari polybag, ada juga tanaman jagung yang ditanam langsung di tanah bekas kebun singkong.

Dari amatan mereka, pertumbuhan jagung-jagung setinggi jengkal tangan orang dewasa itu disebut "tak begitu baik".

Baca juga: Bantah Paslon Lain, Gibran Sebut Ada Food Estate Berhasil di Gunung Mas Kalimantan Tengah

Sebuah plang bertuliskan jagung tersebut merupakan varietas lamuru atau jagung komposit yang ditanam pada 26 Oktober 2023.GREENPEACE INDONESIA via BBC Indonesia Sebuah plang bertuliskan jagung tersebut merupakan varietas lamuru atau jagung komposit yang ditanam pada 26 Oktober 2023.
BPSI Kalteng tidak membantah bahwa mereka menggunakan polybag. Tapi itu bukan satu-satunya, kata seorang pejabatnya. Mereka juga menggunakan metode tanam larikan.

Tujuannya, demikian BPSI Kalteng, untuk mencari tahu mana yang lebih efisien dan efektif untuk mengembangkan tanaman jagung di lahan yang miskin unsur hara.

Sebagai percobaan, BSIP Kementan di Kalteng menanam 1.300 tanaman jagung di polybag seluas tiga hektare.

Kemudian sekitar empat hektare lagi ditanami jagung yang menggunakan sistem larikan.

Mereka mengharapkan panen jagung dapat terjadi pada awal 2024, walaupun besaran hektarenya tidak seluas yang diharapkana, kata pejabatnya.

Terungkap pula bahwa komoditas jagung itu bukan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan industri atau dipasarkan langsung. Tapi, demikian pejabat BSIP Kementan Kalteng, menjadi "sumber benih tanaman jagung di lahan yang masih kosong".

Baca juga: Di Debat Keempat Pilpres, Gibran Akui Food Estate ada Yang Gagal

Bagaimanapun, Walhi Kalteng menganggap proyek kali ini tak lebih dari justifikasi atau pembenaran pemerintah bahwa lahan mangkrak tersebut masih bisa dikelola.

Modusnya, demikian Walhi, dengan memanfaatkan komoditas tanaman yang paling cepat beradaptasi di semua jenis tanah yakni jagung.

Pola yang sama seperti ini ditemukan di beberapa tempat yang pernah dilakukan proyek pertanian skala besar, ujar mereka.

Lagipula, demikian temuan Wakhi Kalteng, di kawasan Gunung Mas, Kalteng, tidak ada masyarakat sekitar yang bekerja menjadi petani.

Itulah sebabnya mereka meminta agar proyek ini dihentikan.

Terhadap permintaan seperti ini, Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertahanan, sepertinya, tetap meyakini bahwa proyeknya akan berhasil.

Baca juga: Saat Muhaimin dan Mahfud MD Kompak Soroti Kegagalan Food Estate...

Di sela-sela kunjungannya ke Gunung Emas, Kalteng, pada 11 Desember 2023 lalu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam "enam bulan ke depan ratusan hektare lahan itu bisa tertanami".

Menjawab apa yang disebutnya sebagai "keraguan" sebagian masyarakat terhadap proyek fooe estate, Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra, mengeklaim proyek ini "bisa berhasil".

Seperti diketahui, proyek food estate merupakan tanggung jawab Kementerian Pertahanan, sementara Kementerian Pertanian - seperti dikatakan seorang pejabatnya - mendukung dan memberikan contoh bagaimana memanfaatkan lahan dengan baik.

Namun demikian pengamat pertanian, Dwi Andreas Santosa, mempertanyakan perencanaan proyek jagung tersebut. Jika secara sosial-ekonomi tidak layak maka bisa dipastikan program ini kembali gagal seperti sebelumnya.

Baca juga: Muhaimin Kritik Food Estate dan Tanggul Laut Raksasa

Tanaman jagung dalam polybag

Pekerja memberikan pupuk ke tanaman jagung di lahan food estate.KEMENTERIAN PERTANIAN via BBC Indonesia Pekerja memberikan pupuk ke tanaman jagung di lahan food estate.
Proyek food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, memasuki babak baru.

Pemerintah disebut berupaya "menyelamatkan" kebijakan gagal tersebut dengan menanam komoditas jagung di atas perkebunan singkong yang terlantar.

Direktur Walhi Kalteng, Bayu Herinata, mengatakan, berdasarkan temuannya di lahan seluas 600 hektare tersebut pada 2 Desember lalu sudah ada pembangunan infrastruktur pertanian.

Seperti tandon air berkapasitas 31.000 liter dan jaringan pipa untuk mengairi atau menyiram tanaman.

Kemudian tumpukan tanah yang diduga diambil dari luar kabupaten.

"Itu tanah subur ditumpuk di jalan utama, sepertinya belum banyak diaplikasikan ke lahan tanam waktu itu," ujar Bayu Herinata kepada BBC News Indonesia, Rabu (27/12).

Baca juga: Muhaimin Sebut Program Food Estate Picu Konflik Agraria di Indonesia

Di lahan food estate itu, sambung Bayu, juga terlihat hamparan kebun jagung kira-kira berusia dua bulan yang ditanam dengan menggunakan medium polybag.

Dari foto-foto yang diambil Greenpeace Indonesia dan Walhi Kalteng ada sebuah plang bertuliskan jagung tersebut merupakan varietas lamuru atau jagung komposit yang ditanam pada 26 Oktober 2023.

Selain kebun jagung dari polybag, kata Bayu, ada juga tanaman jagung yang tidak menggunakan medium polybag atau langsung di tanah bekas kebun singkong.

Tapi pertumbuhan jagung-jagung setinggi jengkal tangan orang dewasa itu tak begitu baik.

"Kelihatan tumbuhnya tidak baik atau tidak maksimal kalau lihat dari warna daunnya yang sudah menguning. Beda dengan jagung di polybag yang hijau."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hamil 7 Bulan, Remaja di Wonogiri Tewas Gantung Diri

Hamil 7 Bulan, Remaja di Wonogiri Tewas Gantung Diri

Regional
Empat Pelajar Jateng Dikirim Jadi Calon Paskibraka Nasional

Empat Pelajar Jateng Dikirim Jadi Calon Paskibraka Nasional

Regional
Alami Penurunan Kesadaran, Seorang Calon Haji Embarkasi Solo asal Banjarnegara Meninggal di Madinah

Alami Penurunan Kesadaran, Seorang Calon Haji Embarkasi Solo asal Banjarnegara Meninggal di Madinah

Regional
Polemik Rencana Pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay di Jayapura

Polemik Rencana Pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay di Jayapura

Regional
Petahana Bupati Tegal Umi Azizah Kembali Ikuti Penjaringan PKB di Pilkada 2024

Petahana Bupati Tegal Umi Azizah Kembali Ikuti Penjaringan PKB di Pilkada 2024

Regional
Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com