Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penyiksaan Anjing, 1 Ekor Terindikasi Positif Rabies

Kompas.com - 15/01/2024, 15:17 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta memeriksa dua anjing yang menjadi korban penyiksaan dan jual beli ilegal. Hasilnya, salah satu anjing terindikasi positif rabies.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah, Agus Wariyanto melalui sambungan telepon, Senin (15/1/2024).

"Dari 226 ekor yang 2 ekor dikirim ke BB Vet Wates Yogyakarta (untuk diperiksa). Katanya ada indikasi satunya positif, tapi sampai hari ini pemberitahuan tertulis saya belum dapat," ujar Agus kepada Kompas.com.

Baca juga: Konsumsi Daging Anjing di Jateng Tembus 13 Ribu Ekor per Bulan, Aturan Dinilai Tak Jelas

Agus menjelaskan, dari 226 ekor anjing yang dibawa pelaku penjualan anjing ilegal, 11 di antaranya mati dan 5 ekor lepas saat diselamatkan.

"Memang ada indikasi, tapi enggak usah panik. Biasanya kalau terindikasi (rabies), kemudian biasanya mati. Mungkin karena 11 itu (yang mati), karena kemarin saking paniknya, teman-teman ambil 2 ekor anjing terus dikirim (ke Wates)," lanjutnya.

Mengantisipasi risiko penyebaran rabies, pihaknya telah melakukan vaksin terhadap petugas dan relawan yang mengurus ratusan anjing tersebut.

"Kemarin oleh Dinkes Semarang sudah mulai divaksin, termasuk hari ini ada 5 orang yang di Puskesmas Pandanaran mau divaksin, karena kemarin mereka dicakar, ini kan bahaya kalau petugasnya enggak divaksin," tegasnya.

Tak kalah penting, semua anjing juga mendapat vaksin rabies.

Di Kota Semarang pun telah memiliki rabies center yang terletak di Puskesmas Pandanaran. Dinkes Kota Semarang disebut telah siap bekerja sama dengan Dinkes Jateng dalam penanganan rabies ini.

"Kemudian hewannya juga divaksin, sudah kami infokan saat rapat hari Jumat kemarin, ada dari Polda Jateng, Polrestabes Semarang, Dinkes Provinsi, Dinkes Kota, Dispertan Semarang," tuturnya.

Agus juga telah mengecek kondisi ratusan anjing di shelter di Jalan Kompol Maksum Kota Semarang. Dia mendapati masih banyak anjing yang terlihat lemas dan tidak sehat.

Baca juga: Ratusan Anjing Korban Penyiksaan Dirawat di Semarang, Banyak Luka Jerat dan Cacingan

 

Oleh karena itu, pihaknya tengah merencanakan pemindahan anjing ke Bogor untuk mendapat tempat perawatan dan pemulihan yang lebih baik.

"Anjing yang sakit-sakit dan lemes mau dikirim ke Bogor karena di sana ada shelter yang representatif, nanti itu urusan dengan barang bukti (BB), karena BB-nya itu hidup, harus dikasih makan dan dirawat, sementara itu sudah ada 11 mati," katanya.

Terpisah, sebelumnya Pendiri Yayasan Sarana Metta Indonesia atau Animal Hope Shelter, Christian Joshua Pale mengatakan dari sekitar 200 anjing yang dirawat di shelter tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda rabies.

"Pengamatan kami dari tanggal 6 sampai tanggal 11 ini tidak ada yang menunjukkan gejala rabies, tetapi kita harus waspada, karena itu ada masa jeda inkubasi, itu yang harus kita siapkan pengamanan," tutur Christian saat ditemui di shelter anjing di jalan Kompol Maksum, Kota Semarang, Jumat (12/1/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Regional
Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Regional
Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Regional
Terjerat Alang-alang, Pendaki asal Kendal Terjatuh ke Jurang Gunung Andong

Terjerat Alang-alang, Pendaki asal Kendal Terjatuh ke Jurang Gunung Andong

Regional
Tinggi Badan Capai 2 Meter, Bocah SD di Jambi Bercita-cita Ingin Jadi Tentara

Tinggi Badan Capai 2 Meter, Bocah SD di Jambi Bercita-cita Ingin Jadi Tentara

Regional
Tambang Timah Ilegal di Bangka Diigerebek, 3 Pelaku Diamankan, Nilainya Mencapai Rp 1,2 Miliar

Tambang Timah Ilegal di Bangka Diigerebek, 3 Pelaku Diamankan, Nilainya Mencapai Rp 1,2 Miliar

Regional
Kebakaran Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, Petugas Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kebakaran Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, Petugas Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com