Salin Artikel

Kasus Penyiksaan Anjing, 1 Ekor Terindikasi Positif Rabies

SEMARANG, KOMPAS.com - Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta memeriksa dua anjing yang menjadi korban penyiksaan dan jual beli ilegal. Hasilnya, salah satu anjing terindikasi positif rabies.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah, Agus Wariyanto melalui sambungan telepon, Senin (15/1/2024).

"Dari 226 ekor yang 2 ekor dikirim ke BB Vet Wates Yogyakarta (untuk diperiksa). Katanya ada indikasi satunya positif, tapi sampai hari ini pemberitahuan tertulis saya belum dapat," ujar Agus kepada Kompas.com.

Agus menjelaskan, dari 226 ekor anjing yang dibawa pelaku penjualan anjing ilegal, 11 di antaranya mati dan 5 ekor lepas saat diselamatkan.

"Memang ada indikasi, tapi enggak usah panik. Biasanya kalau terindikasi (rabies), kemudian biasanya mati. Mungkin karena 11 itu (yang mati), karena kemarin saking paniknya, teman-teman ambil 2 ekor anjing terus dikirim (ke Wates)," lanjutnya.

Mengantisipasi risiko penyebaran rabies, pihaknya telah melakukan vaksin terhadap petugas dan relawan yang mengurus ratusan anjing tersebut.

"Kemarin oleh Dinkes Semarang sudah mulai divaksin, termasuk hari ini ada 5 orang yang di Puskesmas Pandanaran mau divaksin, karena kemarin mereka dicakar, ini kan bahaya kalau petugasnya enggak divaksin," tegasnya.

Tak kalah penting, semua anjing juga mendapat vaksin rabies.

Di Kota Semarang pun telah memiliki rabies center yang terletak di Puskesmas Pandanaran. Dinkes Kota Semarang disebut telah siap bekerja sama dengan Dinkes Jateng dalam penanganan rabies ini.

"Kemudian hewannya juga divaksin, sudah kami infokan saat rapat hari Jumat kemarin, ada dari Polda Jateng, Polrestabes Semarang, Dinkes Provinsi, Dinkes Kota, Dispertan Semarang," tuturnya.

Agus juga telah mengecek kondisi ratusan anjing di shelter di Jalan Kompol Maksum Kota Semarang. Dia mendapati masih banyak anjing yang terlihat lemas dan tidak sehat.

Oleh karena itu, pihaknya tengah merencanakan pemindahan anjing ke Bogor untuk mendapat tempat perawatan dan pemulihan yang lebih baik.

"Anjing yang sakit-sakit dan lemes mau dikirim ke Bogor karena di sana ada shelter yang representatif, nanti itu urusan dengan barang bukti (BB), karena BB-nya itu hidup, harus dikasih makan dan dirawat, sementara itu sudah ada 11 mati," katanya.

Terpisah, sebelumnya Pendiri Yayasan Sarana Metta Indonesia atau Animal Hope Shelter, Christian Joshua Pale mengatakan dari sekitar 200 anjing yang dirawat di shelter tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda rabies.

"Pengamatan kami dari tanggal 6 sampai tanggal 11 ini tidak ada yang menunjukkan gejala rabies, tetapi kita harus waspada, karena itu ada masa jeda inkubasi, itu yang harus kita siapkan pengamanan," tutur Christian saat ditemui di shelter anjing di jalan Kompol Maksum, Kota Semarang, Jumat (12/1/2024).

https://regional.kompas.com/read/2024/01/15/151713078/kasus-penyiksaan-anjing-1-ekor-terindikasi-positif-rabies

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke