Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Suara di "Kandang Banteng" Jawa Tengah

Kompas.com - 06/01/2024, 15:25 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan lumbung suara terbesar ketiga di Indonesia, dinilai tengah menjadi ajang perebutan pengaruh antara dua kubu dalam Pemilihan Presiden 2024, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang disokong oleh Presiden Joko Widodo.

Sejumlah pengamat politik mengatakan hal itu setidaknya terlihat dari intensnya kampanye politik Ganjar di Jawa Tengah selama dua pekan terakhir.

Di sisi lain, Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke provinsi ini dalam beberapa hari terakhir, di antaranya untuk peresmian jembatan hingga pembagian bantuan langsung tunai (BLT).

Baca juga: PDI-P Optimistis Menangkan Ganjar, Hendi: Survei Cukup Dilihat, Jateng Tetap Kandang Banteng

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai apa yang dilakukan Jokowi adalah bentuk "cawe-cawe" untuk "memastikan suara Jawa Tengah ada di tangan kubu anaknya".

"Itu manuver politik untuk memenangkan anaknya [Gibran Rakabuming Raka]. Kandang banteng yang solid ini akhirnya terbelah karena PDIP mengambil ceruk yang sama," kata Firman kepada BBC News Indonesia, Kamis (4/1/2024).

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini, juga berpendapat bahwa apa yang ditampilkan oleh Ganjar dan Jokowi di Jawa Tengah menunjukkan "perebutan pengaruh".

Dia memprediksi pasangan calon nomor urut dua dan tiga "akan berbagi suara hampir rata" di provinsi dengan jumlah pemilih sebanyak 28,2 juta tersebut.

Baca juga: Lama Kampanye di Jateng, Ganjar Akui Ingin Jaga Kandang Banteng

Sementara paslon nomor satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar "akan sulit" memenangkan suara di Jawa Tengah.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana membantah ada tujuan politis di balik kegiatan Jokowi karena "rencana kunjungan kerja presiden telah disiapkan jauh-jauh hari".

Tudingan bahwa Jokowi "membuntuti" kampanye Ganjar tidak hanya terjadi di Jawa Tengah, namun juga di beberapa daerah lain seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat pada awal akhir November hingga awal Desember lalu.

Akan tetapi, yang terjadi di Jawa Tengah dinilai cukup krusial karena merupakan salah satu kantong suara terbesar dan "wilayah yang sangat diandalkan" PDIP.

Secara historis, Jawa Tengah telah menjadi basis massa ideologis yang sangat diandalkan oleh PDIP dari masa ke masa, kecuali ketika Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan pilpres pada 2009.

Baca juga: TKD Prabowo-Gibran Bali Targetkan 50 Persen Suara di Kandang Banteng dengan Gandeng Kiai Muda

Sejumlah survei, antara lain yang dilakukan oleh Litbang Kompas dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) masih menunjukkan bahwa Ganjar-Mahfud masih mendominasi di Jawa Tengah. Namun, elektabilitas Ganjar-Mahfud telah tergerus dibandingkan survei sebelumnya.

Ganjar: Ada paslon lain yang konsentrasi di area Jateng

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memijit pundak seorang petani di Dusun Bladeg, Desa Kutukan, Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).Vitorio Mantalean Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memijit pundak seorang petani di Dusun Bladeg, Desa Kutukan, Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).
Di sela-sela kampanyenya di Kabupaten Blora pada Kamis (4/12/2024), Ganjar Pranowo menyadari bahwa wilayah Jawa Tengah menjadi salah satu arena yang diperebutkan di kontestasi Pilpres 2024.

Selama dua pekan terakhir, Ganjar berkampanye "secara intensif" di Jawa Tengah. Itu karena "ada paslon lain yang mengincar wilayah ini".

"Ya kita harus menjaga rumah kita sendiri, karena kita melihat ada paslon lain yang akan konsentrasi juga di area Jawa Tengah, selain Jawa Timur dan Jawa Barat," kata Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima oleh BBC News Indonesia.

Akan tetapi, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Solo, FX Hadi Rudyatmo meyakini bahwa PDIP akan tetap menguasai perolehan suara di Jawa Tengah.

Baca juga: Timnas Anies-Muhaimin Targetkan 51 Persen Suara di Kandang Banteng, Ini Strateginya

"Kader PDIP di Jawa Tengah ini kader yang militan, sehingga apa yang telah dilakukan oleh siapa pun, kita juga sudah melakukan konsolidasi, turun ke masyarakat, door to door untuk menyampaikan visi-misi Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD," papar Rudy kepada wartawan Fajar Shodiq yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Dia juga menilai kunjungan kerja yang dilakukan Jokowi "wajar-wajar saja" karena itu "merupakan tugas beliau sebagai presiden", dan langkah itu "tidak menggembosi" suara Ganjar di Jawa Tengah.

"Rakyat kan sudah cerdas juga. Kalau rakyat Jawa Tengah pasti dukung Ganjar lah," kata dia.

"Kandang yang terbelah"

Menurut pakar politik Firman Noor, langkah Jokowi yang "memperlihatkan terjadinya perebutan pengaruh di Jawa Tengah" mengindikasikan peluang tergerusnya suara PDIP dalam konteks pilpres.

Dalam konteks legislatif, Firman meyakini bahwa PDIP masih sangat mungkin mendominasi, seperti yang telah teruji dalam pemilu-pemilu sebelumnya.

Namun dalam konteks pilpres, Megawati Soekarno Putri sendiri pernah kalah di Jawa Tengah oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Ini memang kandang yang terbelah. Ini basis massa ideologis yang cukup teruji dari waktu ke waktu dengan pengecualian saat SBY terpilih," terang Firman.

Baca juga: Anjlok di Survei Litbang Kompas, TPD Ganjar-Mahfud Jateng: Ini Kandang Banteng, Kita Akan Menang Tebal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com