Dalang Wayang Potehi di Kota Semarang sempat kosong dua tahun setelah ayahnya meninggal pada 2014. Saat itu, regenerasi Dalang Wayang Potehi benar-benar putus.
Namun, dia merasa tak rela jika kesenian yang digeluti ayahnya itu sirna. Akhirnya, pada 2015 Thio mulai belajar menjadi Dalang Wayang Potehi.
"Kemudian pada 2016 baru berani pentas," ungkapnya.
Selama menjadi dalang, Thio juga mencari akar permasalahan penyebab anak-anak tidak tertarik memainkan bahkan menonton pementasan Wayang Potehi.
"Ternyata yang menajdi penyebab, dulu anak-anak itu sering dimarahi ketika naik panggung Wayang Potehi. Jadinya pada tak tertarik dengan Wayang Potehi. Itu yang saya ubah," ujarnya.
Selain itu, kebanyakan murid-murid ayahnya tidak berdomisili di Kota Semarang namun Jawa Timur (Jatim). Setelah ayahnya meninggal, murid-murid ayahnya itu membuka pementasan sendiri.
"Mereka tak mau balik lagi ke sini. Akhirnya mereka buat sendiri di Jawa Timur," ucap Thio.
Hal itulah yang membuatnya banyak merangkul anak-anak muda di lingkungan sekitar. Dia juga tidak memungut biaya bagi anak-anak muda yang ingin belajar tentang Wayang Potehi.
"Kesenian ini bisa berumur panjang saja sudah senang," imbuhnya.
Tomy Kiswoyo (20) merupakan salah satu murid Thio yang saat ini sedang belajar menjadi Dalang Wayang Potehi. Menurutnya, Wayang Potehi merupakan kesenian yang cukup penting karena berkaitan dengan sejarah.
"Ini saya juga masih belajar, belum bisa kalau menjadi dalang," ujar dia di lokasi latihan.
Saat ini Tomy baru bisa memainkan musik untuk mengiringi musik Wayang Potehi. Menurutnya, memainkan musik lebih mudah dibandingkan dengan menjadi dalang.
"Kalau musik ini kan hampir sama di musik-musik ketika main kesenian barongsai juga. Jadi lebih familiar," paparnya.
Sebenarnya, dia sudah tertarik dengan Wayang Potehi sejak kelas enam sekolah dasar atau SD. Namun, saat itu dia tidak tau harus belajar kepada siapa dan di mana.
"Baru saya ditemukan dengan Pak Thio ini," ucapkan.
Dia berharap, pemerintah dan pegiat kesenian di Kota Semarang juga turut hadir untuk memperhatikan kesenian Wayang Potehi agar bisa langgeng.
"Setidaknya sering dilibatkan saat ada event dan dikenalkan di dunia pendidikan," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.