Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Wayang Potehi, Seni Peranakan Tionghoa yang Hampir Punah di Semarang

Kompas.com - 23/09/2023, 09:12 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Membuat perbedaan

Dalang Wayang Potehi di Kota Semarang sempat kosong dua tahun setelah ayahnya meninggal pada 2014. Saat itu, regenerasi Dalang Wayang Potehi benar-benar putus. 

Namun, dia merasa tak rela jika kesenian yang digeluti ayahnya itu sirna. Akhirnya, pada 2015 Thio mulai belajar menjadi Dalang Wayang Potehi. 

"Kemudian pada 2016 baru berani pentas," ungkapnya. 

Selama menjadi dalang, Thio juga mencari akar permasalahan penyebab anak-anak tidak tertarik memainkan bahkan menonton pementasan Wayang Potehi. 

"Ternyata yang menajdi penyebab, dulu anak-anak itu sering dimarahi ketika naik panggung Wayang Potehi. Jadinya pada tak tertarik dengan Wayang Potehi. Itu yang saya ubah," ujarnya. 

Selain itu, kebanyakan murid-murid ayahnya tidak berdomisili di Kota Semarang namun Jawa Timur (Jatim). Setelah ayahnya meninggal, murid-murid ayahnya itu membuka pementasan sendiri. 

"Mereka tak mau balik lagi ke sini. Akhirnya mereka buat sendiri di Jawa Timur," ucap Thio. 

Hal itulah yang membuatnya banyak merangkul anak-anak muda di lingkungan sekitar. Dia juga tidak memungut biaya bagi anak-anak muda yang ingin belajar tentang Wayang Potehi. 

"Kesenian ini bisa berumur panjang saja sudah senang," imbuhnya. 

Harapan generasi penerus

Tomy Kiswoyo (20) merupakan salah satu murid Thio yang saat ini sedang belajar menjadi Dalang Wayang Potehi. Menurutnya, Wayang Potehi merupakan kesenian yang cukup penting karena berkaitan dengan sejarah. 

"Ini saya juga masih belajar, belum bisa kalau menjadi dalang," ujar dia di lokasi latihan. 

Saat ini Tomy baru bisa memainkan musik untuk mengiringi musik Wayang Potehi. Menurutnya, memainkan musik lebih mudah dibandingkan dengan menjadi dalang. 

"Kalau musik ini kan hampir sama di musik-musik ketika main kesenian barongsai juga. Jadi lebih familiar," paparnya. 

Sebenarnya, dia sudah tertarik dengan Wayang Potehi sejak kelas enam sekolah dasar atau SD. Namun, saat itu dia tidak tau harus belajar kepada siapa dan di mana. 

"Baru saya ditemukan dengan Pak Thio ini," ucapkan. 

Dia berharap, pemerintah dan pegiat kesenian di Kota Semarang juga turut hadir untuk memperhatikan kesenian Wayang Potehi agar bisa langgeng. 

"Setidaknya sering dilibatkan saat ada event dan dikenalkan di dunia pendidikan," harapnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com