Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kupat Ketheg, Kuliner Warisan Sunan Giri yang Mulai Langka

Kompas.com - 21/09/2023, 19:55 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Salah satu kuliner khas Gresik yang masih berkaitan dengan sejarah Wali Songo adalah kupat ketheg.

Kuliner ini hanya bisa didapat di sekitar lokasi Wisata Religi Sunan Giri yang berada di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Baca juga: Opor Sunggingan, Hidangan yang Konon Jadi Kegemaran Sunan Kudus

Kerap disebut sebagai kuliner peninggalan Sunan Giri, kupat ketheg juga menjadi sajian khas dalam tradisi malam selawe dan juga ketika lebaran.

Kupat ketheg adalah sajian kudapan berupa ketupat dari beras ketan yang dimasak dengan direndam dengan menggunakan air ketheg.

Baca juga: Makam Sunan Bonang dan Tradisi Bubur Suro

Air ketheg atau yang biasa disebut warga setempat dengan air lanthung adalah air endapan minyak mentah yang keluar dari sumur minyak tua yang didapat di bukit di Desa Giri.

Air yang berwarna kehijau-hijauan ini menjadi bahan utama karena mampu memberikan rasa gurih dan asin yang khas.

Selain itu, air ketheg membuat kupat ketheg memiliki warna kuning keemasan dan mengkilat.

Air ketheg juga membuat kudapan ini mampu bertahan hingga lebih dari 15 hari meski tanpa pengawet kimiawi.

Baca juga: Nasi Jangkrik, Kuliner Kegemaran Sunan Kudus

Adapun cara pembuatan kupat ketheg dimulai dengan menyediakan bahan yang dibutuhkan yaitu beras ketan, air ketheg, dan daun janur atau daun gebang.

Air ketheg yang digunakan sudah diendapkan terlebih dulu selama tujuh hari agar menjadi jernih dan bersih untuk memasak.

Sementara daun janur atau daun gebang dibersihkan dan dibentuk menjadi selongsong ketupat.

Setelah itu, beras ketan dicuci menggunakan air ketheg hingga beberapa kali dan dimasukkan ke dalam janur.

Kupat ketheg dimasak menggunakan air ketheg seperti memasak ketupat pada umumnya.

Setelah matang, kupat kemudian didinginkan dengan digantung dan diangin-anginkan agar lebih padat dan mudah ketika dipotong.

Cara menyajikan kupat ketheg juga tidak dilakukan dengan disiram kuah opor atau gulai.

Kupat ketheg yang telah dipotong-potong akan disajikan dengan parutan kelapa yang disiram cairan gula merah.

Dari sajiannya, kupat ketheg memang disajikan seperti jajanan pasar kue lupis.

Walau begitu, kupat ketheg kini menjadi makanan tradisional yang mulai langka.

Hal ini karena untuk memperoleh air ini diperlukan usaha ekstra karena harus menempuh perjalanan menuju lokasi bukit yang merupakan salah satu tempat Kerajaan Giri Kedhaton atau Sunan Giri.

Terlebih sumber air ketheg di bukit itu sudah tidak bisa memberikan air ketheg secara maksimal.

Selain jumlah sumber air ketheg yang tinggal sedikit, debit air ketheg yang keluar kini juga sangat kecil, sehingga warga tidak bisa langsung mengambilnya dalam jumlah banyak.

Sumber:
jatim.antaranews.com  
infopublik.id  
nu.or.id  
nu.or.id   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com