Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksistensi Wayang Potehi di Semarang, Dalang Tinggal Satu, Tak Dijadikan Mata Pencarian

Kompas.com - 06/09/2023, 05:57 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

"Wujudnya boneka, kalau orang dulu menyebut wayang kantong. Gampang-gampang susah cara mainnya, jari telunjuk berperan sebagai kepala, lalu jari lainnya bergerak sebagai tangan kanan dan kiri," ucap dalang Wayang Potehi Semarang satu ini.

Sebelum melakukan pentas, imbuh Hauw Lie, dirinya harus melakukan semacam ritual khusus, yakni membersihkan diri dengan cara menjadi vegetarian selama tiga hari berturut-turut.

Dirinya menyebut, hal itu merupakan suatu aturan yang telah dilakukan turun temurun sejak dahulu.

"Untuk jadi dalang Potehi tidak ada aturan. Yang ada, aturan sebelum melakukan pentas," tutur dia.

Selain itu, Koh Hauw Lie mengatakan, ritual wajib yang harus dilakukan yaitu membersihkan panggung besar boks, arena wayang, wayang, hingga membakar kertas.

"Panggung boks untuk kru itu sekitar 125 centimeter. Arena wayang dan wayang kita bersihkan dengan kertas sembahyangan, kertas emas," ucap Hauw Lie.

Baca juga: Toleransi di Semarang, Pementasan Wayang Potehi di Halaman Masjid Kauman

Perjalanan dan eksistensi Wayang Potehi

Meski hanya satu-satunya dalang Wayang Potehi di Semarang, Koh Hauw Lie tak kunjung pesimistis menyebarkan Wayang Potehi kepada masyarakat sekitar.

Dirinya mengaku, kerap mengajak anak-anak muda di Semarang untuk melestarikan dan mencintai budaya asli Tionghoa ini.

"Biasanya kalau latihan ada anak-anak barongsai. Awal-awal hanya megang, lama-lama memahami dan pengen belajar. Dari situ kita bisa rangkul," ucap Hauw Lie.

Dirinya menyebut, kini keberadaan Wayang Potehi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Lantaran, dulunya pementasan Wayang Potehi hanya boleh dilakukan di tempat ibadah saja.

"Waktu dulu malah semacam terbelenggu, tidak bisa bebas, hanya boleh dipentaskan di lingkungan klenteng. Setelah dibuka oleh Gus Dur, baru bebas, dan sekarang sudah Nasionalis. Makanya saya anggap ini tetap kesenian," ujar dia.

Hingga saat ini, Koh Hauw Lie sudah melakukan pementasan Wayang Potehi di sejumlah daerah di Indonesia. Di antaranya, Semarang, Jakarta, Kudus, Magelang, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Dari Wayang Kulit ke Wayang Potehi

"Di Semawis, acara Imlek, acara lintas budaya, di Pasar Baru, dan masih banyak," ucap Hauw Lie.

Sementara itu, Koordinator Wayang Potehi Gudo, Harson Budiharto mengaku, kerap mengunjungi Kota Semarang untuk melakukan pementasan.

Dirinya berujar, Semarang menjadi salah satu kota yang konsisten mendatangkan Wayang Potehi dari Gudo, Jombang, Jawa Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com