Pakaian yang dikenakan anggota Kepolisian Daerah (Polda) Lampung, Iptu Sri Susanti Hutasoit, masuk nominasi busana terbaik saat upacara penurunan bendera pada 17 Agustus 2023 di Istana Merdeka, Jakarta.
Susanti mengatakan, dirinya datang ke Istana untuk memenuhi undangan lantaran putranya, Frans Timothy Prawira Sialagan, menjadi salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam HUT ke-78 RI.
Untuk hadir di Istana, Susanti menyiapkan pakaian adat khas Lampung. Anggota polisi yang bertugas di Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Lampung ini tak mengetahui akan ada pemilihan busana terbaik.
Ketika menunggu acara dimulai, tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri dan menanyakan namanya.
"Ditanya nama sama difoto. Lalu pria itu bilang, ibu nanti kalau namanya dipanggil tolong maju ya," jelasnya, Jumat.
Selain bisa melihat anaknya bertugas sebagai Paskibraka, Susanti juga merasa bangga karena pakaian adat yang dikenakannya masuk nominasi busana terbaik.
Baca selengkapnya: Hadiri Undangan Putranya Jadi Paskibraka di Istana, Polwan Lampung Masuk Nominasi Busana Terbaik
Akan tetapi, panitia membatalkan kemenangan Rifky karena dinilai belum punya hak memilih pada Pemilu 2024. Panitia lantas mengganti hadiah Rifky menjadi TV dan dispenser.
Buntut kejadian itu, ibu Rifky, Indah Astriani, langsung memprotes panitia. Indah menuturkan, hadiah utama harus diberikan.
"Kalau alasan anak saya masih kecil dan belum bisa memilih, kan ada saya. Ini jelas tidak adil bagi kami. Anak saya tidak berhenti menangis. Haknya dirampas. Masa hadiah umrah digantikan televisi dan dispenser," tandasnya.
Ketua Panitia Jalan Sehat Susuma Halim menjelaskan, syarat pemenang hadiah utama umrah harus mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP).
"Pemenang hadiah umrah harus mempunyai KTP dan tidak boleh diwakilkan oleh siapa pun. Berbeda dengan hadiah hiburan lainnya, bisa siapa saja," terangnya, Kamis (17/8/2023).
Baca selengkapnya: Duduk Perkara Anak 12 Tahun Batal Dapat Undian Umrah Saat Jalan Sehat di Makassar, Hadiah Diganti TV
Kepala Seksi Pantai dan Air Baku Dinas PUPR Perkim Provinsi Kalimantan Utara Yusi Novianto meninggal dunia usai mengalami insiden di Sungai Semamu, Kabupaten Malinau, Selasa (15/8/2023).
Yusi terjatuh dari perahu ketinting saat mendampingi rombongan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang, yang meninjau pembangunan Jalan Malinau-Krayan.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Permukiman Pemprov Kaltara Edon memandang, Yusi merupakan sosok yang supel dan punya solidaritas tinggi.
"Beliau ini tidak sombong walupun pintar, tapi dia tidak mau mengaku pintar. Dia hampir sempurna sebagai rekan kerja, bawahan atau atasan," bebernya, Jumat.
Almarhum juga dikenal suka membantu orang lain.
Baca selengkapnya: Selamat Jalan, Mas Yusi Novianto...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.