KOMPAS.com - Kejadian bayi tertukar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terungkap berdasarkan hasil tes DNA, pasca-satu tahun sejak Siti Maulia (37) melahirkan.
Mulanya, Siti merasa janggal dengan bayi yang ia susui pada beberapa hari setelah melahirkan secara sesar di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kabupaten Bogor, 18 Juli 2022.
Siti sebenarnya sempat menggendong bayi aslinya. Sesudahnya, bayi itu dibawa suster ke ruangan perawatan bayi. Namun, beberapa hari kemudian, bayi yang ia gendong memiliki ciri fisik dari bayi sebelumnya.
Berita lainnya, viral video mobil berpelat merah menerobos jalan cor yang masih basah.
Mobil tersebut diketahui merupakan mobil dinas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Buntut peristiwa itu, mobil dinas Kadispora Lubuklinggau Purnomo ditarik oleh Pemerintah Kota.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Sabtu (12/8/2023).
Bayi pasangan Siti Maulia (37) dan M Thabrani (52) tertukar di Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor. Bayi laki-laki itu merupakan anak keempat mereka.
Siti mengatakan, kejanggalan tersebut ia rasakan saat menggendong dan menyusui bayi pada Rabu pagi, atau dua hari setelah Siti melahirkan.
"Dari bajunya yang awalnya kuning kok jadi pink. Dari fisik, muka, rambut, dan kulit berbeda. Kalau yang bayi saya rambutnya tipis, enggak tebal," ujarnya, Jumat (11/8/2023).
Meski ada kegelisahan, tetapi Siti tak mengungkapkannya kepada perawat.
Ketika Siti pulang, kecurigaan itu semakin kentara. Pasalnya, gelang kaki di kaki bayi tertulis nama pasien lain.
Baca setelahnya: Awal Mula Siti Tahu Bayinya Tertukar dengan Pasien Lain, Terungkap Setahun Kemudian
Kendaraan pelat merah yang terekam menerobos jalan baru dicor, ternyata mobil dinas Kadispora Kota Lubuklinggau Purnomo.
Purnomo menuturkan, usai kejadian tersebut, dirinya dihubungi Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe. Wali Kota meminta agar masalah itu segera diklarifikasi.
Menurut Purnomo, saat melintas di jalan cor tersebut, ia hendak menghadiri hajatan ke Megang Sakti. Ia mengaku tidak melihat rambu-rambu pemberitahuan di jalan itu.
Karena telanjur berada di jalan tersebut, ia meminta izin pada pekerja untuk bisa melintasinya. Purnomo menyebutkan, dirinya akhirnya dipersilakan melewati jalan yang baru dicor itu.
"Jadi yang membuka jalan itu adalah para tukang itu sendiri, bukan sengaja mau nerobos. Seizin tukang itu sendiri, angkong (alat kerja) saja dipinggirkan," ucapnya, Jumat.
Baca selengkapnya: Buntut Terobos Jalan Baru Dicor, Mobil Dinas Kadispora Lubuklinggau Ditarik