Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Bayi Tertukar di Bogor | Mobil Dinas Terobos Jalan Baru Dicor

Kompas.com - 13/08/2023, 06:20 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kejadian bayi tertukar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terungkap berdasarkan hasil tes DNA, pasca-satu tahun sejak Siti Maulia (37) melahirkan.

Mulanya, Siti merasa janggal dengan bayi yang ia susui pada beberapa hari setelah melahirkan secara sesar di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kabupaten Bogor, 18 Juli 2022.

Siti sebenarnya sempat menggendong bayi aslinya. Sesudahnya, bayi itu dibawa suster ke ruangan perawatan bayi. Namun, beberapa hari kemudian, bayi yang ia gendong memiliki ciri fisik dari bayi sebelumnya.

Berita lainnya, viral video mobil berpelat merah menerobos jalan cor yang masih basah.

Mobil tersebut diketahui merupakan mobil dinas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Buntut peristiwa itu, mobil dinas Kadispora Lubuklinggau Purnomo ditarik oleh Pemerintah Kota.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Sabtu (12/8/2023).

1. Awal mula Siti tahu bayinya tertukar


Bayi pasangan Siti Maulia (37) dan M Thabrani (52) tertukar di Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor. Bayi laki-laki itu merupakan anak keempat mereka.

Siti mengatakan, kejanggalan tersebut ia rasakan saat menggendong dan menyusui bayi pada Rabu pagi, atau dua hari setelah Siti melahirkan.

"Dari bajunya yang awalnya kuning kok jadi pink. Dari fisik, muka, rambut, dan kulit berbeda. Kalau yang bayi saya rambutnya tipis, enggak tebal," ujarnya, Jumat (11/8/2023).

Meski ada kegelisahan, tetapi Siti tak mengungkapkannya kepada perawat.

Ketika Siti pulang, kecurigaan itu semakin kentara. Pasalnya, gelang kaki di kaki bayi tertulis nama pasien lain.

Baca setelahnya: Awal Mula Siti Tahu Bayinya Tertukar dengan Pasien Lain, Terungkap Setahun Kemudian

2. Buntut terobos jalan baru dicor, Kadispora ditelepon Wali Kota Lubuklinggau

Tangkapan layar video mobil kadis Lubuklinggau lewati jalan baru dicor.Dok istimewa Tangkapan layar video mobil kadis Lubuklinggau lewati jalan baru dicor.

Kendaraan pelat merah yang terekam menerobos jalan baru dicor, ternyata mobil dinas Kadispora Kota Lubuklinggau Purnomo.

Purnomo menuturkan, usai kejadian tersebut, dirinya dihubungi Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe. Wali Kota meminta agar masalah itu segera diklarifikasi.

Menurut Purnomo, saat melintas di jalan cor tersebut, ia hendak menghadiri hajatan ke Megang Sakti. Ia mengaku tidak melihat rambu-rambu pemberitahuan di jalan itu.

Karena telanjur berada di jalan tersebut, ia meminta izin pada pekerja untuk bisa melintasinya. Purnomo menyebutkan, dirinya akhirnya dipersilakan melewati jalan yang baru dicor itu.

"Jadi yang membuka jalan itu adalah para tukang itu sendiri, bukan sengaja mau nerobos. Seizin tukang itu sendiri, angkong (alat kerja) saja dipinggirkan," ucapnya, Jumat.

Baca selengkapnya: Buntut Terobos Jalan Baru Dicor, Mobil Dinas Kadispora Lubuklinggau Ditarik

 

3. Putra mahkota Keraton Solo diduga tabrak lari pengendara motor

Putra Mahkota Keraton Solo, Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Raja Putro Nalendra Ing Mataram, KGPH Purbaya, pada Jumat (11/8/2023).KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Putra Mahkota Keraton Solo, Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Raja Putro Nalendra Ing Mataram, KGPH Purbaya, pada Jumat (11/8/2023).

Putra mahkota Keraton Solo, Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Raja Putro Nalendra Ing Mataram, KGPH Purbaya, diduga menabrak lari pengendara motor di Gladak, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/8/2023).

Ibu korban H (20), Desi Tarsani Ningsih, mengaku telah ada pertemuan dengan pihak penabrak. Usai pertemuan itu, pihak korban akan mencabut laporan ke kepolisian karena adanya perjanjian ganti rugi atau kompensasi oleh Keraton Solo.

"Saya sudah menandatangani bahwasanya kami damai. Damai karena juga tidak perlu ada yang diperpanjang dan dipermasalahkan," ungkapnya.

Desi menjelaskan, kondisi anaknya sehat meski sempat mengalami kecelakaan.

"Anak saya juga sehat, kendaraan (diperbaiki) insya Allah nanti semuanya ditanggung. Dari semuanya jadi alhamdulillah baik-baik saja, laporan kami cabut," tuturnya.

Baca selengkapnya: Putra Mahkota Keraton Solo dan Keluarga Korban Tabrak Lari Sudah Damai, Polisi Tetap Lanjutkan Penyelidikan

4. Djoko Pekik meninggal dunia

Pelukis senior Djoko Pekik dan Romo Sindhunata saat acara penyerahan lukisan Berburu Celeng Merapi ke Museum Anak Bajang di Omah Petroek, Kampung Karangkletak, Desa Hargobinanggun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Pelukis senior Djoko Pekik dan Romo Sindhunata saat acara penyerahan lukisan Berburu Celeng Merapi ke Museum Anak Bajang di Omah Petroek, Kampung Karangkletak, Desa Hargobinanggun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.

Pelukis, Djoko Pekik, meninggal dunia pada Sabtu (12/8/2023).

Anak ketiga Djoko Pekik, Bernadeta Inten Lugut Lateng, mengingat perkataan ayahnya. Suatu kali, Djoko Pekik sempat berpesan bila dirinya meninggal, ia ingin dimakamkan di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lalu, sebelum dimakamkan, pelukis "Berburu Celeng" ini ingin dibawa melewati Malioboro dan berhenti sejenak di rumahnya di Wirobrajan, Kota Yogyakarta.

Inten mengungkapkan, ayahnya selalu menyenangi suasana Malioboro, terutama lampu-lampunya.

“Jadi bapak itu kalau pergi ke mana saja itu pasti pulangnya minta lewat Malioboro, enggak peduli itu mau macet, mau apa, harus lewat Malioboro," jelasnya, Sabtu.

Baca selengkapnya: Pesan Djoko Pekik kepada Anaknya, Minta Melintas di Malioboro Sebelum Dimakamkan

5. Gubernur NTT sebut makan nasi porsi banyak adalah ciri orang miskin

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, saat memberikan sambutan dalam peringatan hari ulang tahun Badan Pangan Nasional ke-2, Sabtu (12/8/2023)KOMPAS.com/AIGIRANUS MARUTHO BERE Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, saat memberikan sambutan dalam peringatan hari ulang tahun Badan Pangan Nasional ke-2, Sabtu (12/8/2023)

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskoda menyoroti pola makan masyarakat. Hal ini ia sampaikan saat menghadiri peringatan hari ulang tahun kedua Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sabtu (12/8/2023).

Viktor meminta Kepala Bapanas agar menyampaikan ke masyarakat bahwa manusia yang semakin kaya harusnya mengonsumsi karbohidrat lebih sedikit.

Ia menilai, ciri khas manusia kaya dapat dilihat di tempat makan.

"Kalau nasinya ambil banyak, itu orang miskin.Tapi kalau ambil yang banyak protein, itu orang kaya," terangnya.

Oleh sebab itu, sambung Viktor, harus ada dorongan agar masyarakat lebih mengonsumsi protein dan mengurangi karbohidrat.

"Yang masih ribut soal beras berarti kita masih miskin. Ciri khas orang miskin itu makan nasi dalam jumlah banyak. Lauknya hanya dua saja. Sambil dia cium, terus makan nasi, dilakukan berulang kali. Nanti setelah terakhir baru makan ikan dan nasi yang terakhir," sebutnya.

Baca selengkapnya: Gubernur NTT Sebut Ciri Khas Orang Miskin Makan Nasi Porsi Banyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com