KOMPAS.com - Orangtua siswa yang mengatapel guru SMA di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, menyerahkan diri ke polisi.
Saat dihadirkan dalam jumpa pers di Markas Kepolisian Resor (Polres) Rejang Lebong, pelaku berinisial AJ (45) mengaku menyesal dan meminta maaf kepada korban. Ia mengatakannya sambil menitikkan air mata.
"Saya mohon maaf sedalam-dalamnya atas tindakan itu," ujarnya, Minggu (6/8/2023).
Menurut AJ, dirinya melakukan perbuatan tersebut karena emosi.
"Anak saya ditendang, langsung emosi, pak," ucapnya, dikutip dari Tribun Bengkulu.
Seusai melukai mata korban memakai batu yang ditembakkan dari katapel, AJ melarikan diri.
Baca juga: Menyerahkan Diri, Pelaku Katapel Guru Berharap Anaknya Tetap Sekolah
Lalu, pada Sabtu (5/8/2023) atau empat hari setelah kejadian itu, AJ menyerahkan diri. Saat menyerahkan diri, AJ didampingi keluarganya.
Perwakilan dari pihak AJ, Jhon, mengatakan, AJ menyerahkan diri setelah adanya jaminan keselamatan dari kepolisian.
"Kami serahkan perkara ini pada penegak hukum," ungkapnya, Sabtu.
Wakapolres Rejang Lebong Kompol Yusiady menuturkan, pelaku menyerahkan diri setelah polisi melakukan pendekatan kepada keluarga AJ.
"Pelaku kooperatif menyerahkan diri," tuturnya.
Baca juga: Orangtua Siswa yang Katapel Mata Guru di Bengkulu Menyerahkan Diri
Akibat dikatapel memakai batu oleh orangtua murid, korban bernama Zaharman (58) buta pada mata kanannya.
Anak korban, Ilham, menjelaskan, ayahnya menjalani operasi pengangkatan bola mata. Bola mata kanan Zaharman terpaksa diangkat karena mengalami luka berat.
Menurut Ilham, ayahnya kemungkinan akan buta permanen di kedua mata. Pasalnya, saat ini mata kiri Zaharman mengalami katarak.
"Mata kiri sudah kabur karena katarak, mata kanan ini yang normal sebelumnya, tapi sekarang kanannya sudah diangkat. Jadi ada kemungkinan buta dua-duanya, mas," terangnya, dilansir dari Tribun Bengkulu.
Baca juga: Guru Dikatapel Orangtua Murid di Bengkulu, Pihak Sekolah Lapor Polisi