BLORA, KOMPAS.com - Nasib para penjaga sekolah di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih jauh dari kata baik. Penghasilan yang diperoleh para penjaga sekolah belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal tersebut karena gaji yang mereka terima tidak sampai Rp 1 juta. Padahal tugas mereka cukup banyak. Mulai dari membuka ruang kelas sekolah, membersihan ruang hingga halaman sekolah, dan terkadang membantu tugas-tugas pendidikan lainnya.
Seorang penjaga SD Negeri 2 Banjarejo, Sugiri mengatakan gaji yang diterimanya per bulan hanya Rp 350.000.
Baca juga: Susahnya Penjaga Sekolah di Blora Dapatkan Gaji Rp 1 Juta Per Bulan
"Ada juga honor yang minim itu Rp 100.000, Rp 200.000. itu menyedihkan banget," ucap Sugiri saat ditemui wartawan di tempatnya bekerja, Rabu (2/8/2023).
Pria yang sudah menjadi penjaga sekolah sejak tahun 2005 itu mengaku memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan. Termasuk siap siaga jika para guru membutuhkan bantuannya.
"Kalau untuk makan sehari-hari tidak mencukupi. Padahal kegiatan rutinitas penjaga sekolah itu menyapu halaman, menjaga sekolah termasuk membersihkan kamar mandi, menyirami tanaman-tanaman, membuka pintu kelas tiap hari, menaikkan bendera," kata dia.
Bahkan pekerjaannya tersebut tak memiliki jam kerja. Selama 24 jam, Sugiri harus memastikan sekolah dalam keadaan aman.
"Setelah anak selesai sekolah ya menutup pintu sekolah. Setelah itu ya menjaga keamanan sekolah sampai malam. Kalau penjaga sekolah kan 24 jam tugasnya. Dengan honor segitu ya jelas sangat tidak layak," terang dia.
Sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, para penjaga sekolah itu juga mempunyai pekerjaan sampingan di luar jam sekolah.
Untuk memperjuangkan nasibnya sebagai penjaga sekolah, Sugiri dan kawan-kawan kemudian membentuk paguyuban penjaga sekolah dasar negeri se-kabupaten Blora. Dalam paguyuban tersebut Sugiri ditunjuk sebagai ketuanya.
Mereka juga sempat beberapa kali mendatangi kantor DPRD, kantor Pemkab, agar kesejahteraan para penjaga sekolah dapat segera dirasakan bersama-sama.
Baca juga: Perusahaan BUMN Ini Buka Lowongan Kerja Tanpa Syarat Ijazah, Gaji Setara UMK
Tak hanya melakukan audiensi di tingkat kabupaten, para penjaga sekolah ini juga sempat mendatangi kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), hingga ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) di Jakarta.
"Padahal keuangan enggak ada, kehidupan sehari-hari juga seperti ini, tidak layak. Tapi kami semangat untuk berjuang, agar penjaga sekolah diangkat PPPK seperti guru-guru," ujar dia.
Baca juga: Tutupi Rp 4,8 Miliar Kerugian Negara, Gaji 2 Terdakwa Korupsi Samsat Kelapa Dua Dipotong
Selain itu, dirinya juga mendapatkan tambahan gaji dari Dinas Pendidikan (Disdik) senilai Rp 400 ribu yang tidak rutin cair tiap bulannya.
"Kadang yang dari dinas pendidikan itu cairnya 3 atau 4 bulan sekali," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/8/2033).
Makanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja serabutan di luar jam sekolah.
"Kemudian jualan es keliling, jualan mremo, untuk sehari-hari, itu di luar jam sekolah untuk mencukupi kebutuhan," terang penjaga sekolah di salah satu Kecamatan Todanan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.