Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Lokalisasi Sunan Kuning Semarang Bakal Jadi Lokasi Wisata Religi

Kompas.com - 10/07/2023, 16:48 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com - Eks Lokalisasi Sunan Kuning (SK) yang berada di Kalibanteng, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), akan dijadikan wisata religi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso mengatakan, sampai saat ini, pembangunan eks Lokalisasi SK itu masih dalam tahap kajian untuk dijadikan wisata religi.

"Kami akan kembangkan menjadi wisata religi. Masih ada beberapa proses," kata Wing, saat dikonfirmasi, pada Senin (10/7/2023).

Dia mengatakan, pariwisata religi di eks lokalisasi SK penting untuk diangkat karena terdapat makam tokoh yang menjadi legenda di daerah tersebut.

Baca juga: Dosen Unisbank Semarang Gugat Kampus karena Dikeluarkan Sepihak, Ini Penjelasan Rektor

 

Wing melihat, ada potensi wisata religi di eks lokalisasi SK.

"Ada peninggalan makam yang memang menjadi legenda dan sekaligus wisata religi," kata dia.

Hasil kajian yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang terkait wisata religi di eks lokalisasi SK akan dijadikan rujukan bentuk pengembangan pariwisata yang baik untuk warga.

"Dulu juga sudah ditinjau langsung oleh Wali Kota Semarang," papar dia.

Terkait target, sampai saat ini Wing belum bisa menjelaskan secara detail.

Nantinya, lanjut dia, wisata religi di eks lokalisasi SK baru bisa ditentukan setelah kajian selesai.

"Nanti kami tunggu kajiannya," imbuh Wing.

 

Kurang serius

Koordinator Lentera Asa Sunan Kuning (SK) Ari Istiadi mengatakan, upaya Pemerintah Kota Semarang merubah wajah SK terkesan tidak serius.

Menurutnya, ada kesan pembiaran oleh pemerintah.

Baca juga: Bau Menyengat Menyebar, Warga di Semarang Temukan Mayat yang Meninggal Lebih dari 4 Hari

"Pemerintah terkesan kurang serius," ujar dia.

Dia mengatakan, saat ini banyak warga yang merasa dirugikan terutama yang berjualan di lokasi SK.

Sejak ditutup, warung pedagang menjadi sepi dan terlihat tidak terawat.

"Saat ini, kami hanya berpegang dengan aturan paguyuban saja. Campur tangan negara minim," papar dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com