‘’AS juga sering menyundutkan rokoknya ke tubuh anaknya, tetangganya takut kalau pas dia marah marah tidak jelas,’’lanjutnya.
Sementara perlakuan kepada anak sulungnya yang berusia 10 tahun, juga tidak jauh beda.
AS sering memukulinya sembari menariknya sepanjang jalan, demi menarik simpati orang orang.
‘’Nanti orang lewat bertanya kenapa kau pukuli anakmu, dijawab selalu minta jajan tapi ibunya tidak punya uang. Karena kasihan, dikasihlah uang. Begitu cara dia dapat uang, karena kalau mencari kerja, tidak ada yang terima karena keadaannya seperti itu, tidak seperti orang normal,’’katanya lagi.
Di balik tingkah AS yang membuat warga sekitar khawatir, anak sulungnya memiliki rasa sayang teramat sangat kepada adiknya.
Ketika AS marah dan melampiaskan amarahnya ke si bungsu, maka si sulung akan melindungi sekuat tenaga sambil memohon agar ibunya tidak menyakiti adiknya.
‘’Tetangga terdekatnya sering cerita sama saya, kalau anaknya yang pertama sering teriak ‘’Mamak, sudah mamak, jangan marah marah, jangan pukul adik, nanti adik mati mamak, sudahlah mamak,’’tutur Edi.
Diadopsi tetangga
Pascapenangkapan AS oleh polisi akibat kepemilikan sabu, kedua anak AS diasuh tetangga.
Saat itu, kondisi kedua anaknya memprihatinkan, kumal, tidak terurus karena jarang dimandikan, rambut jarang disisir, dan penuh kutu.
‘’Awalnya si abang terus memeluk adiknya dan mengira adiknya akan diapakan. Sayang betul dia sama adiknya. Tapi karena kita beri pengertian dan ada beberapa warga yang akrab termasuk saya, dia mau ikut,’’kata Edi.
Baca juga: Napi Tewas Diduga Dianiaya Sipir, Kalapas Nunukan Dukung Proses Hukum
Tetangga yang bersedia mengurus dan mengasuh kedua anak AS bernama Ira.
Ira yang juga memiliki anak balita berusia 8 bulan, merasa iba dan merasakan dorongan untuk mengasuh kedua kakak beradik tersebut.
Ira mengaku, langsung membayangkan ketika kejadian tersebut menimpa anaknya. Tanpa ragu, ia langsung meminta izin suami untuk memelihara kedua anak AS.