TANGERANG, KOMPAS.com - Warga di sekitar Kecamatan Sindangjaya, Kabupaten Tengerang, mengeluh asap pembakaran sampah yang menyebar ke pemukiman. Bukan sakali dua kali, namun sudah terjadi bertahun-tahun.
Banyak warga yang mengalami batuk dan gangguan pernapasan karena menghirup asap pembakaran sampah tersebut. Saking pekatnya asap, banyak juga warga yang memilih mengungsi.
Salah satu warga, DS mengatakan, setiap hari dirinya menghirup asap pembakaran sampah, baik di penampungan maupun sampah yang sengaja dibakar di pinggir jalan.
"Tidak perlu susah mencari asap, kemanapun kepala ini menengok, pasti akan dijumpai kepulan asap dan kabutnya yang meluas meliputi perumahan," kata DS yang tinggal di perumahan Suvarna Sindangjaya kepada Kompas.com melalui pesawat WhatsApp, Senin (29/5/2023).
Baca juga: Tersambar Api Pembakaran Sampah, Mobil Toyota Kijang di Ambon Hangus Terbakar
DS mengatakan, semua warga di area tempat tinggalnya selalu mengeluh soal pembakaran sampah tersebut. Pasalnya, asap pekat dari pembakaran sampah sampai membuat warga tidak nyaman keluar rumah, menyebabkan sakit, dan banyak juga yang mengungsi.
"Perumahan kami diselimuti asap sampah. Anak kecil tidak bisa main keluar. Banyak yang mengungsi meninggalkan rumah karena batuk-batuk dan ada history gangguan pernapasan," kata dia.
"Kemarin saya sempat ngungsi ke rumah orang tua di BSD karena batuk-batuk di rumah dan bau seperti karet terbakar kalau keluar rumah. Sangat tidak nyaman," sambung dia.
DS bercerita, persoalan asap tersebut sudah terjadi sejak bertahun-tahun. Bahkan warga sudah bosan mengadukan hal ini, baik ke pihak perumahan maupun pemerintah setempat.
"Kami semacam pasrah, karena selama ini dibiarkan dan tidak ada hukuman tegas dari yang berwenang. Kami hanya mau hak untuk menghirup udara bersih, dan warga yang membakar sampah dibersihkan, dimana sudah jelas sangat mengganggu dan merusak kesehatan," kata dia.
Mirna (bukan nama sebenarnya) warga lain yang tinggal di Perumahan Lavon Swan City 1, mengatakan, indeks kualitas udara di wilayahnya mencapai 419 atau sudah masuk kategori berbahaya. Hal ini terjadi setiap hari, kecuali saat turun hujan.
"Ini rekaman pengukuran PM 10 pakai alat air purifier yang saya letakkan di balkon rumah saya di perumahan Lavon Swan City 1, Desa Wanakerta, Kecamatan Sindangjaya," kata dia.
Kepulan asap tersebut, kata dia, membuat warga tidak nyaman, karena bukan hanya menghalangi pemandangan, namun juga berbau tajam seperti plastik atau karet terbakar.
Mirna berharap, ada solusi untuk mengatasi masalah asap tersebut agar warga bisa nyaman tinggal di Sindangjaya.
Camat Sindangjaya, Abudin, mengatakan pihaknya sudah mengetahui keluhan warga soal masalah asap dari pembakaran sampah tersebut. Bahkan, kata dia, pemilik lapak sampah sudah pernah dipanggil dan ditegur.
"Sudah tiga kali melakukan pertemuan pertama pada 2019, tapi memang bandel. Tadi juga baru selesai pertemuan lagi, dan sudah ada kesepakatan," kata Abudin dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.