Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Pembakaran Sampah Kepung Pemukiman di Kabupaten Tangerang, Warga Terserang Penyakit dan Mengungsi

Kompas.com - 29/05/2023, 22:04 WIB
Acep Nazmudin,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Warga di sekitar Kecamatan Sindangjaya, Kabupaten Tengerang, mengeluh asap pembakaran sampah yang menyebar ke pemukiman. Bukan sakali dua kali, namun sudah terjadi bertahun-tahun.

Banyak warga yang mengalami batuk dan gangguan pernapasan karena menghirup asap pembakaran sampah tersebut. Saking pekatnya asap, banyak juga warga yang memilih mengungsi.

Salah satu warga, DS mengatakan, setiap hari dirinya menghirup asap pembakaran sampah, baik di penampungan maupun sampah yang sengaja dibakar di pinggir jalan.

"Tidak perlu susah mencari asap, kemanapun kepala ini menengok, pasti akan dijumpai kepulan asap dan kabutnya yang meluas meliputi perumahan," kata DS yang tinggal di perumahan Suvarna Sindangjaya kepada Kompas.com melalui pesawat WhatsApp, Senin (29/5/2023).

Baca juga: Tersambar Api Pembakaran Sampah, Mobil Toyota Kijang di Ambon Hangus Terbakar

DS mengatakan, semua warga di area tempat tinggalnya selalu mengeluh soal pembakaran sampah tersebut. Pasalnya, asap pekat dari pembakaran sampah sampai membuat warga tidak nyaman keluar rumah, menyebabkan sakit, dan banyak juga yang mengungsi.

"Perumahan kami diselimuti asap sampah. Anak kecil tidak bisa main keluar. Banyak yang mengungsi meninggalkan rumah karena batuk-batuk dan ada history gangguan pernapasan," kata dia.

"Kemarin saya sempat ngungsi ke rumah orang tua di BSD karena batuk-batuk di rumah dan bau seperti karet terbakar kalau keluar rumah. Sangat tidak nyaman," sambung dia.

DS bercerita, persoalan asap tersebut sudah terjadi sejak bertahun-tahun. Bahkan warga sudah bosan mengadukan hal ini, baik ke pihak perumahan maupun pemerintah setempat.

"Kami semacam pasrah, karena selama ini dibiarkan dan tidak ada hukuman tegas dari yang berwenang. Kami hanya mau hak untuk menghirup udara bersih, dan warga yang membakar sampah dibersihkan, dimana sudah jelas sangat mengganggu dan merusak kesehatan," kata dia.

Mirna (bukan nama sebenarnya) warga lain yang tinggal di Perumahan Lavon Swan City 1, mengatakan, indeks kualitas udara di wilayahnya mencapai 419 atau sudah masuk kategori berbahaya. Hal ini terjadi setiap hari, kecuali saat turun hujan.

"Ini rekaman pengukuran PM 10 pakai alat air purifier yang saya letakkan di balkon rumah saya di perumahan Lavon Swan City 1, Desa Wanakerta, Kecamatan Sindangjaya," kata dia.

Kepulan asap tersebut, kata dia, membuat warga tidak nyaman, karena bukan hanya menghalangi pemandangan, namun juga berbau tajam seperti plastik atau karet terbakar.

Mirna berharap, ada solusi untuk mengatasi masalah asap tersebut agar warga bisa nyaman tinggal di Sindangjaya.

Kata Camat

Camat Sindangjaya, Abudin, mengatakan pihaknya sudah mengetahui keluhan warga soal masalah asap dari pembakaran sampah tersebut. Bahkan, kata dia, pemilik lapak sampah sudah pernah dipanggil dan ditegur.

"Sudah tiga kali melakukan pertemuan pertama pada 2019, tapi memang bandel. Tadi juga baru selesai pertemuan lagi, dan sudah ada kesepakatan," kata Abudin dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin.

Dalam pertemuan tersebut, kata Abudin, dihadirkan pemilik lapak limbah, perwakilan warga, kepala desa, satpol PP, dan Forkompinda Kabupaten Tengerang.

Hasil kesepakatannya, pemilik lapak limbah tidak dibolehkan membakar sampah di lapak dan harus bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk pemusnahan sampah.

"Kalau masih bandel lapaknya akan ditutup," kata dia.

Baca juga: Kebakaran Gudang Kayu di Gresik, Dipicu oleh Pembakaran Sampah

Menurut Abudin, total ada 15 lapak pengepul sampah yang melakukan aktivitas pembakaran yang tersebar di tiga kecamatan yakni Sindangjaya, Rajeg dan Cikupa.

Para pengelola, sudah dipanggil Satpol PP untuk membuat perjanjian agar tidak membakar sampah lagi.

"Jika ada warga yang membuang dan membakar sampah lagi, kami meminta pihak keamanan di perumahan Suvarna Sutera dan Lavon untuk foto dan lapor ke Satpol PP agar dirposes sesuai hukum yang berlaku," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com