Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSBH: Korban Kekerasan Seksual Pimpinan Ponpes di Lombok Timur Merasa seperti Dihipnotis

Kompas.com - 22/05/2023, 14:11 WIB
Fitri Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Korban kekerasan seksual pimpinan pondok pesantren (ponpes), berinisial HSN (50), di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengaku merasa seperti dihipnotis saat kekerasan itu berlangsung.

Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum korban yang juga Ketua Lembaga Studi dan Bantuan Hukum (LSBH) NTB, Badaruddin kepada wartawan, Senin (22/5/2023).

Badar menyebutkan, peristiwa kekerasan seksual itu terjadi sejak 2012, dan semakin menjadi pada 2016 hingga 2023.

"Jadi modus yang digunakan HSN memperdaya korbannya. Awalnya dipanggil oleh kakak pengasuh yang diduga juga korban. Setelah dipanggil, diminta menghadap HSN yang mereka panggil abah. Korban menghadap di ruang tamu rumah pimpinan ponpes," jelas Badar.

Baca juga: Bupati Lombok Timur Minta Pelaku Pencabulan 41 Santriwati Dihukum Berat

Saat duduk di ruang tamu itulah korban bersalaman dan mencium tangan tersangka. Saat itu, tersangka memegang kepala korban hingga tiba-tiba korban merasa seperti dihipnotis.

"Bukan pingsan ya, tapi seperti dihipnotis. Lalu saat itulah tersangka membawa korban ke dalam kamar, melakukan pemerkosaan. Korban tidak ada yang hamil karena tiap melakukan perbuatannya, tersangka ini mengeluarkan spermanya di kamar mandi," jelas Badar.

Baca juga: Jerit Santriwati Korban Pemerkosaan Pimpinan Ponpes di Lombok Timur: Saya Diancam Disiksa di Akhirat jika Menolak

Pengajian tentang seksualitas

Menurut Badar, rata-rata usia korban 15 tahun saat mengalami kekerasan seksual.

Awalnya, tersangka mengumpulkan korban dalam satu ruangan. Tersangka lalu memberikan pengajian tentang seksualitas.

"Dari pengakuan korban, mereka yang dipilih tersangka dimasukkan dalam satu ruangan, dikelompokkan dan diajarkan tentang bagaimana cara membangun berhubungan intim dengan pasangan, Mestinya belum waktunya diberikan ajaran-ajaran seperti itu," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Regional
El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

Regional
Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Regional
Tiga Kader dan Seorang Kades Berebut Rekomendasi PDI-P Maju Pilkada Serentak 2024 di Sukoharjo, Siapa Saja Mereka?

Tiga Kader dan Seorang Kades Berebut Rekomendasi PDI-P Maju Pilkada Serentak 2024 di Sukoharjo, Siapa Saja Mereka?

Regional
Nabung Bertahun-tahun, Penjual Air Galon Isi Ulang Ini Akhirnya Bisa Naik Haji

Nabung Bertahun-tahun, Penjual Air Galon Isi Ulang Ini Akhirnya Bisa Naik Haji

Regional
Di Workshop International WWF 2024, Danny Pomanto Bahas Sombere' dan Smart City

Di Workshop International WWF 2024, Danny Pomanto Bahas Sombere' dan Smart City

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com