Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Fransina Sawen, Ibu Tunggal yang 8 Tahun Jadi Kuli Angkut di Pelabuhan Rakyat Sorong

Kompas.com - 15/03/2023, 11:42 WIB
Maichel,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SORONG,KOMPAS.com - Fransina Sawen (40), terlihat tekun mengangkut barang dari kapal yang berlabuh di Pelabuhan Rakyat Sorong, Papua Barat Daya.

Di bawah terik matahari, wajah ibu tunggal asal Distrik Inanwatan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, itu terlihat berseri. 

Fransina tersenyum saat Kompas.com menyapanya di sela-sela waktu istirahat di Pelabuhan Rakyat Sorong.

Ibu empat anak itu bercerita, tuntutan keluarga yang semakin besar membuat dirinya rela bekerja sebagai kuli angkut barang di pelabuhan.

Sebelum berangkat kerja, Fransina menyiapkan sarapan untuk empat anaknya. Ia juga menyiapkan keperluan anak-anaknya yang hendak berangkat ke sekolah.

Fransina mengaku sudah delapan tahun bekerja sebagai kuli angkut di pelabuhan. Pekerjaan itu digeluti karena dirinya dan anak-anak tak lagi tinggal bersama suaminya.

"Alasan mama tinggal dengan empat anak sekaligus membiayai mereka, sehingga saya harus bekerja, ada uang baru bisa beli makan untuk anak-anak hingga sekarang ini," kata Fransina saat berbincang di Pelabuhan Rakyat Sorong, Selasa (14/3/2023).

Fransina sempat putus asa setelah ditinggal suaminya. Ia hampir menyerah dan memiliki keinginan bunuh diri. Namun, niat itu urung dilakukan.

Baca juga: Penghasilan Kuli Angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa Anjlok saat Musim Hujan, Pernah Terima Rp 20.000 Per Hari

"Tetapi ada kakak laki-laki yang menegur saya dan memberikan semangat buat saya, di kemudian hari mama akan senang kembali," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Fransina Sawen, kuli wanita yang bekerja di Pelabuhan Rakyat Sorong, Papua Barat.KOMPAS.COM/MAICHEL Fransina Sawen, kuli wanita yang bekerja di Pelabuhan Rakyat Sorong, Papua Barat.
Upah tak cukup membiayai sekolah empat anaknya

Upah yang diterima Fransina selama menjadi kuli angkut bervariasi. Terkadang, ia mendapat upah Rp 200.000. Tak jarang juga ia tak menerima upah karena membantu penumpang secara ikhlas.

"Saya berpikir pasti di kemudian hari mama dapat rezeki yang besar," lanjutnya.

Menurut Fransina, upah yang diperoleh sebagai kuli angkut tak cukup membiayai keempat anaknya bersekolah. Kini, ia hanya mampu menyekolahkan anak pertama dan kedua.

Anak pertamanya kini duduk di kelas satu sekolah menengah atas (SMA), sementara anak kedua kelas dua sekolah dasar (SD).

Sementara anak ketiga dan keempatnya tak bersekolah karena tak punya biaya. Kedua anaknya itu kini membantu mencari uang untuk tambahan biaya sekolah kakaknya.

Fransina bersyukur memiliki pekerjaan yang saat ini digelutinya untuk menopang kehidupan keluarganya.

Fransina juga mempertanyakan bantuan pemerintah yang disalurkan ke masyarakat miskin. Soalnya, Fransina belum pernah menerima bantuan itu.

Ia berharap pemerintah bisa membantu dirinya dengan menyediakan rumah layak huni. Selama ini, Fransina dan empat anaknya tinggal menumpang di rumah anggota keluarga lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com