Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafia Perdagangan Pekerja Migran Asal NTT, Modus "Rayuan Surgawi" hingga Penyiksaan (1)

Kompas.com - 03/03/2023, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

Meninggalkan keempat anaknya yang masih kecil dan suami yang bekerja sebagai tukang batu, Meriance terbang ke Batam pada 11 April 2014.

Suami dan orang tuanya tak bisa lagi mengontaknya karena ponselnya diambil.

Di Batam, kata Meriance, mereka dibawa dua orang laki-laki ke penampungan sementara, dan kemudian dengan menggunakan kapal menyeberang ke Johor Bahru, Malaysia.

Baca juga: Soal Kematian Buruh Migran Adelina Lisao di Malaysia, Majikan Dibebaskan

"Sesampainya di Malaysia, ada bus yang jemput ke tempat penampungan, di sana banyak perempuan NTT. Lalu beberapa minggu kemudian majikan jemput saya," ujarnya.

Dia dijanjikan mendapatkan gaji MYR 700 (sekitar Rp 2,4 juta). Tujuan cepatnya saat itu adalah dapat mengirim uang dan membantu ekonomi keluarga yang dia sebut "sangat-sangat kurang".

Ketika itu dia bahkan berani bermimpi untuk bisa punya rumah sendiri.

Namun kenyataannya, setelah hanya tiga minggu bekerja Meriance justru mengalami penyiksaan kejam hingga berhasil diselamatkan polisi pada akhir Desember 2014.

Baca juga: Jelang Dibukanya Perbatasan Malaysia, Calon Buruh Migran dengan Paspor Palsu Bermunculan

Dibujuk orang yang mengaku pendeta

Pengalaman serupa dialami oleh penyintas penyiksaan lain. Dia adalah perempuan NTT yang mengaku diperdaya oleh seseorang yang menyebut dirinya sebagai pendeta dan berada dalam satu persekutuan doa dengan keluarganya.

BBC menemui Nona, bukan nama sebenarnya, di Batam, tahun lalu.

Nona mengenang, satu minggu menjelang ulang tahunnya yang ke-17, rumahnya di Kupang dikunjungi oleh seseorang yang dia panggil "Opa".

"Opa itu mengaku pendeta dan bawa-bawa nama Tuhan. Dia bilang bahwa saya dipilih Tuhan kerja di Batam dan Malaysia," ujar Nona.

Di setiap proses pengurusan dokumen KTP hingga kartu keluarga, Nona menambahkan, Opa itu selalu mengajaknya berdoa.

Baca juga: Menang Gugatan dan Dapat Kompensasi Rp 1,6 M, Mantan TKW Korban Penyiksaan Majikan di Hong Kong: Uangnya untuk Berobat

"Dia juga kasih uang ke petugas buat urus KTP. Besok pagi KTP dan KK selesai. Usia saya diganti jadi 18 tahun," katanya.

Opa itu lalu memberangkatkan Nona ke Batam dan tinggal di sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja.

Mengaku tidak mendapatkan gaji, dilarang berkomunikasi dengan keluarga hingga mendapatkan pelecehan, Nona melarikan diri dari perusahaan itu dan berlindung di sebuah shelter perlindungan di Batam.

Pendeta Emmy Sahertian, yang mendampingi Meriance sekaligus aktivis anti-perdagangan manusia, mengatakan, "Bagi orang desa yang mendengar 'Tuhan memilih kami untuk ke sana', mereka langsung percaya."

Baca juga: Kondisi Terkini Anak yang Dianiaya Ayah di Cimahi, Mulai Membaik dan Bisa Video Call dengan Ibu Kandung yang Jadi TKW

"Mereka menggunakan wajah agama, dan itu menampar kami juga," kata Pendeta Emmy.

Selain agama, Emmy mengatakan, para perekrut juga mengombinasikan bujukan itu dengan iming-iming gaji besar, proses dokumen mudah dan gratis, kerja yang ringan, hingga majikan yang baik.

"Nyatanya, proses ilegal itu membuat mereka mendapatkan penyiksaan hingga tewas, seperti yang dialami oleh Adelina Sau," kata Emmy, merujuk pada pekerja migran Indonesia yang meninggal pada Februari 2018, hanya beberapa hari setelah diselamatkan dari rumah majikannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com