KUPANG, KOMPAS.com - Yermias Nomleni, Kepala Desa Oinlasi, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), masih menjalani rawat jalan di rumahnya.
Dia mengalami luka di bagian kening lantaran diduga dianiaya oknum anggota polisi Kepolisian Sektor (Polsek) Kie, Aipda DN.
Baca juga: Kapolres TTS Bantah Anggota Polsek Aniaya Kades
Rince Missa (43), istri dari Yeremias Nomleni menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Jumat (10/2/2023) sekitar pukul 18.30 Wita.
Mulanya sang suami mengikuti kegiatan pemakaman warga setempat yang meninggal.
Setelah itu, Yermias menyempatkan diri singgah di Kantor Desa Oinlasi.
Baca juga: Kantor Desa di TTS Hancur akibat Gempa M 7,5 Maluku
Namun, saat tiba di depan rumah penginapan pendeta wilayah setempat, Yermias pun berhenti. Dia melihat pendeta yang selama ini tinggal mengontrak di rumah jemaat, mengangkut barang, hendak pindah ke rumah jabatan gereja.
"Bapa (Yermias) lalu turun dan menegur mama Pendeta. Bapa bilang kenapa mama datang kita berikan tempat untuk mama tinggal. Kita juga menerima mama secara adat. Kok mama mau pindah tanpa sepengetahuan kita sebagai kepala desa," ujar Rince Misa meniru omongan suaminya saat dikonfirmasi, Jumat (24/2/2023).
Baca juga: Oknum Polisi di TTS Diduga Aniaya Kades dengan Senjata Api
Mendengar hal itu sang pendeta tetap ingin pindah.
Yermias kemudian berjalan menuju sopir mobil pikap berinisial SN dan memintanya agar tidak membawa mobil karena harus duduk bicara bersama-sama dengan aparat desa dan warga lainnya, terutama jemaat dan majelis gereja.
"Alasannya, karena saat pendeta ini datang, kami jemaat dari dua gereja yang memberikan tempat untuk pendeta. Sehingga kalau mau pindah, harus duduk sama-sama untuk berbicara dan selanjutnya berdoa bersama," kata Rince.
Diduga dianiaya
Tak lama berselang, Rince melanjutkan, datanglah anggota Kepolisian Sektor Kie, Aipda DN.
"Pak DN datang lalu bilang ke bapa bahwa sebagai kepala desa seolah-olah mau kuasai dunia ini, termasuk tidak mau untuk orang pindah rumah," ujar Rince.
Mendengar itu, Yermias menjawab kalau itu merupakan urusan antara pendeta dan kepala desa yang juga sebagai majelis gereja.
"Pak DN langsung menunjuk bapa desa dan mengatakan kau tunggu nanti saya pulang baru kau lihat," ungkap Rince.
Setengah jam berlalu, DN disebut datang bersama tujuh orang polisi lainnya.
Baca juga: Terima Kunjungan Dubes Italia, Gubernur Viktor Sebut NTT Kaya Energi Baru Terbarukan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.