Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terdampak KIPP IKN Ingin Bertemu Jokowi dan Sampaikan Keluhan: Apa Kami Nyelonong, Kan Enggak Boleh

Kompas.com - 24/02/2023, 14:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

SEPAKU, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang lahannya terdampak patok Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di Sepaku, Kalimantan Timur, bermaksud menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Negara sendiri melakukan kunjungan ke ibu kota Nusantara, dan sempat menginap pada Kamis (23/2/2023).

Teguh Prasetyo, warga Desa Bumi Harapan, saat ditemui Kompas.com Jumat (24/2/2023) mengungkapkan ingin menyampaikan keluh kesahnya kepada Jokowi langsung.

Baca juga: Jokowi ke IKN, Warga Dilarang Pasang Spanduk Keluhan Harga Ganti Rugi Lahan KIPP

Ditemui bersama dua warga lainnya, Ronggo Warsito dan Edy, Teguh menuturkan mereka ingin mengeluhkan taksiran harga yang diberikan tak sesuai lonjakan saat ini.

Berdasarkan taksiran yang disodorkan tim penilai, warga yang lahannya terdampak KIPP IKN hanya dihargai Rp 115.000 sampai Rp 300.000 permeter.

Sementara, mereka mengetahui bahwa harga tanah di kawasan yang masuk IKN melonjak sampai Rp 2-3 juta permeter.

Keluhan tersebut sempat mereka utarakan melalui spanduk. Namun jelang kunjungan Kepala Negara, spanduk itu harus dicopot.

"Warga mau pasang spanduk aja enggak bisa, dilarang petugas," ungkap Ronggo Warsito kepada Kompas.com.

Ronggo melanjutkan, warga di desa sebelah, tepatnya Kelurahan Pemaluan, juga sempat membentangkan spanduk berisi penolakan harga ganti rugi yang ditawarkan.

Baca juga: Warga Pemilik Tanah di Sekitar IKN Tuntut Ganti Rugi Rp 2 Juta Per Meter: Kami Tidak Jual Tanah, tapi Pemerintah Butuh

Tetapi sama seperti di Desa Bumi Harapan, spanduk itu diminta untuk dicopot.

"Kami ingin bertemu Pak Jokowi, tapi pasti melalui protokol. Bagaimana mau ketemu, spanduk yang mau dipasang aja dilarang, apalagi bertemu. Apa kami nyelonong, kan enggak boleh," terang Teguh.

Keluhan difasilitasi untuk disampaikan ke kecamatan

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Sepaku, AKP Kasiyono menekankan pihak kelurahan sudah memfasilitasi keluhan warga, untuk selanjutkan disampaikan ke kecamatan.

Baca juga: Cerita Hamidah Saat Ganti Rugi Lahan untuk IKN: Tak Bisa Baca, Hanya Mengangguk Saat Diberi Amplop Berisi Nominal

"Terkait itu (spanduk) sempat tersebar di medsos terus diklarifikasi oleh Bu Lurah. Karena selama ini yang ikut sosialisasi kan warga terdampak, namun belum ketemu oleh tim penilai. Ini tahapannya terus berproses," kata dia.

Kasiyono menerangkan, Proses sosialisasi, konsultasi hingga perhitungan nilai sudah dilakukan. Namun, nilai ganti rugi yang diusulkan tim penilai belum disepakati.

"Ini yang terus dikomunikasikan. Selanjutnya kami akan dorong agar harus ada sosialisasi soal nilai yang terbuka," pungkas dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com