Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Paro Mengungsi ke Kenyam, Jalan Kaki 8 Hari karena Takut pada KKB

Kompas.com - 13/02/2023, 18:47 WIB
Dhias Suwandi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Rombongan pengungsi dari Distrik Paro kembali memasuki Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Senin (13/2/2023) sore.

Masyarakat yang sudah berjalan selama berhari-hari, dijemput oleh empat truk yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Nduga dan dua truk TNI di Kampung Ginid, Distrik Kenyam. Mereka langsung dibawa menuju RSUD Pratama Elvrida untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Belum bisa dipastikan berapa jumlah warga Paro tersebut. Namun, dipastikan totalnya lebih dari seratus orang. Tampak di antara mereka anak-anak dan beberapa orang lanjut usia atau Lansia.

Baca juga: Berjalan Kaki, 33 Warga Distrik Paro Mengamankan Diri ke Kenyam Nduga

Sebagian warga Paro tampak sulit berbahasa Indonesia dan tidak banyak yang mau diwawancara oleh wartawan.

Salah satau yang sedikit bicara adalah Anas Kogoya, pria yang tergolong sudah lanjut usia. Ia tampak kebingungan ketika ditanya beberapa usianya.

Baca juga: Pangdam Cenderawasih Sebut Susi Air Sudah Diperingatkan Ada Ancaman KKB di Paro Nduga

Ia mengaku cukup lama berjalan kaki, terhitung ia membutuhkan waktu delapan hari untuk tiba di Kenyam.

"Jalan sejak hari Minggu (5/2/2023), sampai di Kenyam delapan hari," ujarnya.

Sosok Egianus Kogoya sebagai pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga menjadi momok menakutkan bagi masyarakat sipil yang daerahnya masih minim tersentuh pembangunan tersebut.

Bahkan, Anas mengeluarkan bahasa tubuh seperti orang ketakutan ketika ditanya tentang Egianus Kogoya.

Hal itulah yang menjadi alasan Anas dan keluarganya pergi dari Dsitrik Paro.

"Keluar karena takut," cetusnya.

Sementara itu, Emanus Gwijangge yang juga merupakan warga Distrik Paro menjelaskan bahwa selama delapan hari berjalan rombongannya membawa bahan makanan untuk perbekalan.

"Kita bawa bekal, ada yang bawa beras dan lain-lain, untung tidak ada yang sakit," kata dia.

Emanus merupakan warga Distrik Paro yang masih berusia muda. Namun, Emanus tidak bisa bercerita banyak karena beberapa masyarakat kemudian menghentikan wawancara tanpa alasan yang jelas.

Warga Distrik Paro yang mengungsi ke Distrik Kenyam, Nduga, Papua Pegunungan, Senin (13/2/2023)KOMPAS.com/Dhias Suwandi Warga Distrik Paro yang mengungsi ke Distrik Kenyam, Nduga, Papua Pegunungan, Senin (13/2/2023)
Berkelahi dengan KKB

Sebelum masyarakat Distrik Paro pergi Distrik Kenyam untuk mengungsi, mereka sempat melawan KKB pimpinan Egianus Kogoya ketika 15 pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro diancam akan dibunuh.

Hal ini diceritakan oleh Kepala Kampung Paro, Septinus Melangen.

Ia menjelaskan, saat itu masyarakat Paro datang menghadang KKB yang ingin mengancam para tukang, perkelahian pun sampat terjadi.

"Alasan mereka keluar dari sana karena ada rombongan Egianus masuk, ancam 15 tukang, kemudian masyarakat membela sampai baku pukul. Setelah masyarakat kasih lolos 15 tukang, ada pembakaran pesawat dan masyarakat takut karena masih trauma dengan kejadian-kejadian sebelumnya. Itu sebabnya masyarakat saya lari ke ibu kota," tuturnya.

Baca juga: Rentetan Kejadian di Distrik Paro Nduga, Bermula Ancaman KKB pada Pekerja Bangunan hingga Pembakaran Pesawat Susi Air

Distrik Paro kosong

Kini, Kampung Paro dipastikan dalam keadaan kosong karena seluruh warganya sudah berada di Distrik Kenyam.

"Semua warga saya sudah masuk, yang pertama masuk 25 orang dan sekarang masuk 100 orang lebih, saat ini Kampung Paro kosong," kata dia.

Baca juga: Setelah Insiden Susi Air, Sejumlah Warga Distrik Paro Mengungsi ke Kenyam, Nduga

Hal itu pun dibenarkan oleh Kepala Distrik atau Kadistrik Paro, Iday Lokbere, yang memprediksi seluruh warganya sudah keluar karena takut dengan keberadaan Egianus Kogoya.

"Kemungkinan besar mereka sudah keluar," cetusnya.

Ia pun menyerukan agar Egianus Kogoya dan kelompoknya tidak berbuat onar karena selama ini Paro adalah wilayah yang damai dan masyarakat bisa beraktivitas dengan bebas.

"Harapannya (Egianus) baik-baiklah supaya masyarakat bisa mengisi kembali Distrik Paro, saya ingin sekali pembangunan masuk ke Paro," kata Lokbere.

Situasi keamanan di Distrik Paro menjadi tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro pada Sabtu (4/2/2023).

Setelah itu, KKB diyakini membakar pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro pada Selasa (7/2/2023) pagi.

Keberadaan pilot Philip Mark Merthens pun hingga kini belum diketahui. Kemudian pada Rabu (8/2/2023), Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 15 pekerja bangunan yang sempat diancam Egianus Kogoya ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Akibat situasi tersebut, pada Kamis (9/20/2023) malam, Kapolres Nduga AKBP Rio Aleksander Penelewan mengungkapkan bahwa Warga Distrik Paro berbondong-bondong mengamankan diri ke Distrik Kenyam dengan berjalan kaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bareskrim Periksa Mantan Gubernur Riau Terkait Dugaan Korupsi

Bareskrim Periksa Mantan Gubernur Riau Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Pemeran Pria Dalam Foto Syur Selebgram Ambon Ternyata Oknum Brimob

Pemeran Pria Dalam Foto Syur Selebgram Ambon Ternyata Oknum Brimob

Regional
Bos Distro 'Anti Mahal' Palembang Pembunuh Penagih Utang Ditangkap di Padang

Bos Distro "Anti Mahal" Palembang Pembunuh Penagih Utang Ditangkap di Padang

Regional
Nikson Nababan: Saya Enggak Kasih Uang Satu Rupiah Pun ke Masyarakat

Nikson Nababan: Saya Enggak Kasih Uang Satu Rupiah Pun ke Masyarakat

Regional
Janji Bisa Loloskan Seleksi Polri, Brimob Gadungan Buat Warga Palembang Rugi Rp 345 Juta

Janji Bisa Loloskan Seleksi Polri, Brimob Gadungan Buat Warga Palembang Rugi Rp 345 Juta

Regional
Capaian ISPS 99 Persen, Mbak Ita Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN

Capaian ISPS 99 Persen, Mbak Ita Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN

Regional
Salah Gunakan Izin Tinggal untuk Ikuti Turnamen Futsal, WN Malaysia Dideportasi

Salah Gunakan Izin Tinggal untuk Ikuti Turnamen Futsal, WN Malaysia Dideportasi

Regional
PPDB SMA di Palembang Bermasalah, Ombudsman Temukan 911 Siswa Lakukan Maladministrasi

PPDB SMA di Palembang Bermasalah, Ombudsman Temukan 911 Siswa Lakukan Maladministrasi

Regional
Kemampuan Pendanaan Ikut Jadi Pertimbangan Gerindra Cari Bacawalkot Salatiga

Kemampuan Pendanaan Ikut Jadi Pertimbangan Gerindra Cari Bacawalkot Salatiga

Regional
Cerita Sagil si Bocah SD Tinggi 2 Meter di Jambi, Sering Sulit Naik Angkot dan Diejek Raksasa

Cerita Sagil si Bocah SD Tinggi 2 Meter di Jambi, Sering Sulit Naik Angkot dan Diejek Raksasa

Regional
Terima Manggala Karya Kencana, Bupati Jembrana Harap Komitmen Kerja Keras Jajaran Meningkat

Terima Manggala Karya Kencana, Bupati Jembrana Harap Komitmen Kerja Keras Jajaran Meningkat

Regional
Nenek di Palembang Dilaporkan 4 Anaknya ke Polisi, Digugat Masalah Tanah Warisan

Nenek di Palembang Dilaporkan 4 Anaknya ke Polisi, Digugat Masalah Tanah Warisan

Regional
Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi

Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi

Regional
Berhasil Turunkan Angka Stunting, Bupati HST Raih Penghargaan dari BKKBN

Berhasil Turunkan Angka Stunting, Bupati HST Raih Penghargaan dari BKKBN

Regional
Terima Dharma Karya Kencana, Pj Gubernur Jateng: Semoga Berdampak Positif untuk Penanganan Stunting

Terima Dharma Karya Kencana, Pj Gubernur Jateng: Semoga Berdampak Positif untuk Penanganan Stunting

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com