“Tagana, Emergency Response Palangkaraya (ERP), dan Satpam RSUD Dr Doris Sylvanus membantu proses pengangkatan Ibu Titi Wati, sebanyak 16 orang,” ungkapnya.
Petugas yang terlibat melakukan proses pengangkatan secara manual hingga ke ruang perawatan.
“Proses pengangkatan dilakukan secara manual karena kasur dorong tidak bisa menahan beban dari almarhum Titi Wati,” tutup Sugeng.
Sementara itu Suratno, menantu Titi wati mengatakan ibu mertuanya meninggal dunia pada Senin (30/1/2023).
Ia mengatakan selama hidupnya, Titi Wati sulit beraktivitas karena kondisi tubuhnya yang obesitas.
“Ibu sehari-hari hanya baring saja di kasurnya, karena menderita obesitas jadinya sulit untuk beraktivitas seperti biasanya,” tutup Suratno.
Baca juga: 5 Fakta Pasca-operasi Titi Wati, Menunggu Operasi Lanjutan hingga Target Turun 20 Kilo Per Bulan
Kisah Titi Wati sempat menjadi perhatian publik pada tahun 2019 karena memiliki berat badan menapai 200 kilogram.
“Sejak tahun 2013 itu saya sudah tidak bisa beraktivitas lagi, hanya bisa di rumah saja, diurus anak saya,” kata Titi semasa hidupnya, Senin (12/1/2019).
Kondisi kegemukan Titi semakin mengkhawatirkan. Namun, untuk berobat Titi tidak memiliki biaya karena penghasilan suami yang terbatas.
Hingga kemudian, Titi mendapatkan tawaran operasi saluran pencernaan secara gratis oleh Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya.
Dalam menangani operasi Titi, rumah sakit itu bekerjasama dengan dokter spesialis dari Rumah sakit Udayana, Denpasar, Bali.
Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Personel Tagana dan ERP Terpaksa Potong Kasur dan Gunakan Pikap Evakuasi Titi Wati ke Rumah Sakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.