Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Pasca-operasi Titi Wati, Menunggu Operasi Lanjutan hingga Target Turun 20 Kilo Per Bulan

Kompas.com - 21/01/2019, 17:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim dokter belum memperbolehkan Titi Wati (37) alias Titin untuk pulang ke rumah pasca-operasi bariatrik atau operasi saluran pencernaan.

Tim dokter Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya, mengatakan, Titi harus menjalani masa perawatan sebelum menjalani operasi lanjutan. 

Perempuan penderita obesitas dengan berat 220 kilogram tersebut harus mempelajari pola makan agar kondisi kesehatannya tetap terjaga pasca-operasi.

Baca fakta lengkap kasus obesitas Titi Wati di Palangkaraya:

1. Tingkat kesulitan operasi Titi Wati

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Tim dokter dalam operasi bariatrik terhadap Titi, terdiri dari 2 orang ahli bedah digestif dan 8 dokter ahli dari setiap keahlian.

Operasi pada Selasa (15/1/2019) tersebut berlangsung selama 4 jam. Tim dokter yang terlibat pun mengakui tingkat kesulitan operasi saluran pencernaan tersebut cukup tinggi.

Hal itu lantaran kadar lemak dalam tubuh Titin cukup tebal, hingga mencapai lima belas sentimeter.

“Agar tindakan operasi ini tetap berjalan lancar, kami terpaksa melakukan modifikasi teknik untuk tetap bisa memasukan alat operasi ke dalam tubuh Titi Wati," kata Dr Gede Eka Rusdi Antara, Sp.B-Kbd, dokter ahli bedah digestif dari Denpasar, Bali.

Baca Juga: 5 Fakta Kasus Obesitas yang Diderita Titi Wati, Libatkan 16 Dokter Ahli hingga Mulai Jalani Operasi

2. Tim medis siapkan operasi lanjutan untuk Titi

dr. Gede Eka yang menangani Titi Wati saat rilis pasca operasi Titi Wati diruang pertemuan Rumah Sakit Doris Sylvanus PalangkarayaHandout,Kurnia Tarigan dr. Gede Eka yang menangani Titi Wati saat rilis pasca operasi Titi Wati diruang pertemuan Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya

Usai menjalani operasi, Titi segera dirawat tim medis di ruang ICU. Operasi bariatrik tersebut adalah operasi tahap awal.

Tim dokter mengagendakan operasi lanjutan, setelah mendapat hasil pantauan tim medis terhadap body mass index.

Seperti diketahui, indeks massa tubuh pasca-operasi harus turun sebanyak lima puluh sampai dengan enam puluh persen.

Menurut tim dokter, jika angka tersebut tercapai, maka selanjutnya akan dilaksanakan operasi gastric bypass atau bypass antara lambung ke usus, sehingga pasien merasa cepat kenyang dan membuat tubuh menyerap lebih sedikit kalori.

“Kami belum bisa memastikan kapan waktu operasi tahap kedua bisa dilaksanakan, karena kami masih menunggu perkembangan pasca-operasi, semua tergantung pada body mass index atau indeks massa tubuh pasca-operasi, harus turun sebanyak lima puluh sampai dengan enam puluh persen,” kata Gede.

Baca Juga: Titi Wati Si Penderita Obesitas Mulai Jalani Operasi Saluran Pencernaan

3. Proses pemulihan butuh waktu

Titi Wati saat diberikan makan oleh anaknya diruang rawat inap rumah sakitHandout / Kurnia Tarigan Titi Wati saat diberikan makan oleh anaknya diruang rawat inap rumah sakit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com