Sampai saat ini, Sukamto mempunyai 38 pelanggan koran setiap harinya. Biasanya dia mulai berangkat mengantar koran pukul 05.00 WIB.
"Setiap hari sudah seperti itu," ujar dia.
Dia mengaku menikmati pekerjaan sebagai loper koran.
Selain bisa mengetahui informasi terbaru, menjadi loper koran waktu bekerjanya singkat.
"Biasanya saya mulai habis subuh, pukul 08.00 WIB sudah sampai rumah lagi," kata dia.
Sukamto bersyukur selain bisa digunakan untuk umroh, hasil keringatnya selama puluhan tahun itu juga bisa menghantarkan anaknya bekerja di sebuah rumah sakit.
"Yang satu jadi perawat yang satunya jadi desainer," imbuh dia.
Dia mengaku sedih ketika mengingat masa-masa silam.
Bekerja menjadi loper koran ternyata tak seindah seperti yang dibayangkannya.
"Pernah tak dapat uang karena korannya kehujanan. Selain itu, uang hasil dari loper koran juga hilang dicopet," keluh Sukamto.
Meski kedua anaknya terbilang sudah mapan, Sukamto tak mau menjadi beban.
Dia tetap ingin bekerja sebagai tukang loper koran selama masih sehat.
"Kalau anak saya menyuruh untuk istirahat karena sudah tua juga. Tapi, saya tak mau merepotkan," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.