Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pemain PSCS Cilacap Usai Liga 2 Dihentikan, Main Tarkam hingga Jualan Online demi Dapur Tetap "Ngebul"

Kompas.com - 18/01/2023, 11:17 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Sejumlah pemain PSCS Cilacap memilih alih profesi agar dapur tetap ngebul, usai penghentian Liga 2. Sebagian pemain PSCS memilih bermain sepak bola antarkampung (tarkam) hingga berjualan online agar dapur tetap ngebul.

Kapten PSCS Tri Rahmad Priadi mengatakan, manajemen mengambil kebijakan untuk memulangkan seluruh pemainnya pada tanggal 8 Januari 2023 lalu.

Tri mengatakan, sebelumnya para pemain sempat berlatih kembali usai penghentian liga akibat tragedi Kanjurahan, Malang.

"PSCS mulai berlatih lagi Desember, satu bulan berlatih untuk persiapan lanjutan Liga 2. Ternyata di penghujung malah dihentikan," kata Tri saat dihubungi, Rabu (18/1/2023).

Baca juga: Nusantara United Dibubarkan akibat Liga 2 Dihentikan, Momen Perpisahan Berlangsung Haru

Bagi Tri dan kawan-kawan, keputusan penghentian Liga 2 dan 3 tentu sangat berat. Pasalnya sebagian besar dari mereka menggantungkam hidup dari sepakbola.

"Otomatis sangat berat karena saya menghidupi keluarga dari sepakbola," ujar pria kelahiran 9 April 1989 ini.

Menurutnya pemain PSCS lain juga merasakan hal serupa. Dia mengatakan alih profesi dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, 

"Saya pikir mereka sama, teman-teman di rumah kebutuhan beda-beda. Saya lihat ada yang tarkam, usaha online juga kayaknya beberapa. Mungkin dengan itu bisa mencukupi keluarga masing-masing, apalagi yang punya anak kebutuhan sangat besar," ungkap Tri.

Tri mengaku semakin kecewa dengan penghentian Liga 2 karena pada Desember 2022 lalu memboyong istri dan kedua anaknya dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat ke Cilacap.

"Itu yang bikin tambah kecewa, sudah bawa anak istri ke Cilacap karena katanya (liga) mau lanjut. Dengan ini istri dan anak pulang lagi," kata Tri.

Tri sendiri hingga saat ini belum memiliki usaha lain. Rencana ke depan, pemain dengan tinggi 175 meter ini akan menjadi pelatih sepakbola di kampung halamannya.

Meski demikian, Tri merasa beruntung karena manajemen masih memberikan gaji sebesar 50 persen hingga Februari nanti.

Baca juga: Penghentian Kompetisi Liga 2, Manajemen Nusantara United FC: Ini Membuat Frustasi

"Ahamdulillah gajian bulan ini sampai Februari masih ada dari manajemen 50 persen. Itu sudah sangat bersyukur sekali," ujar Tri.

Tri juga tidak menutup kemungkinan akam bermain tarkam kembali untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Namun ia lebih selektif mengikuti tarkam.

"Kalau kurang nanti cari-cari tarkaman lagi, tapi yang bagus, bukan asal tarkam. Dengan seperti untuk menuckupinya," ucap Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com