BANDUNG, KOMPAS.com -Target Persikab Bandung untuk bisa promosi ke Liga 1 kembali tersendat. Padahal klub kebanggan warga Kabupaten Bandung itu baru saja lolos masuk Liga 1.
Mimpi tersebut dipastikan tak akan tergapai lantaran Liga 2 resmi dihentikan. Disinyalir, pemberhentian Liga 2 buntut tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang beberapa waktu lalu.
Kendati begitu, Presiden Persikab Eddy Moelyo tak mempersoalkan hal itu, bahkan Eddy mendukung hal tersebut.
"Saya mendukung saja karena sangat bijaksana," ujarnya saat dihubungi, Jumat (13/1/2023).
Baca juga: Penghentian Kompetisi Liga 2, Manajemen Nusantara United FC: Ini Membuat Frustasi
Alasan Eddy mendukung Liga 2 dihentikan, bukan tanpa alasan.
Jika harus dilanjutkan, kata dia, siapa yang harus menanggung gaji di bulan Oktober, November, dan Desember pada saat Liga dihentikan.
"PT LIB kan gak mau bertanggung jawab, bagi klub juga beban berat. Maka dari itu kami bersepakat, bahwa stop saja, dan akan dilanjut dengan new liga di tahun 2023," ujarnya.
Menurutnya, insiden Kanjuruhan berdampak besar bagi pemberhentian Liga 2. Pasalnya, force majeure dalam insiden itu menggegerkan publik bahkan dunia.
"Di tingkat dunia, posisi kedua, terbanyak korban jiwa," ucapnya.
Eddy mengungkapkan, keputusan PSSI memberhentikan Liga 2 merupakan hal yang baik. Ia melihat, PSSI mulai bijaksana, mulai objektif, tidak memaksakan kehendak.
Pihaknya berharap, Liga 2 akan kembali dimulai di bulan Juni 2023.
"Dengan oprator sendiri, jadi Liga 2 supaya tak jadi anak tiri," tuturnya.
Saat ini beberapa klub mulai menata Liga 2 supaya bagus, ia berharap dengan adanya operator sendiri Liga 2 bisa lebih bagus.
"Saat liga 1 ada masalah, liga 2 masih bisa tetap berjalan. Tidak terpengaruh, satu sama lain, kalau disatukan begini kan terpengaruh," katanya.
Dengan begitu, kata Eddy, ia yakin ke depannya bisa lebih bagus.