Pada awal tarian, penari akan duduk bersila di tengah area pertunjukan.
Kemudian, penari menari bersama-sama dengan berbagai bentuk komposisi, seperti berpasangan, trio, atau kwartet.
Puncak pementasan, penari akan menari secara mandiri dalam kondisi kesurupan. Masyarakat setempat mengenal kondisi kesurupan ini dengan sebutan "ndadi".
Baca juga: Apa itu Jathilan, Asal-usul, Gerakan, dan Properti
Secara koreografi, Tari Dolalak dapat dibedakan menjadi tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok.
Tari Dolalak yang ditampilkan secara berkelompok akan ditarikan sebanyak 10 sampai 20 orang sedangkan untuk acara tertentu tarian dapat ditampilkan secara massal.
Gerakan Tari Dolalak tidak hanya menunjukkan keindahan melainkan memiliki sejumlah makna.
Gerakan mengangguk-angguk sebagai ajaran akhlak berupa penghormatan terhadap orang lain dan sopan santun kepada orang yang lebih tua.
Busana penari Dolalak mirip dengan tentara Belanda.
Busana penari Dolalak menggunakan kemeja lengan panjang dan celana.Panjang celana ada yang di atas lutut dan ada yang di bawah lutut.
Untuk penari putri muncul seragam berhiaskan emas.
Busana penari Dolalak dilengkapi dengan selendang atau sampur yang biasanya berwarna kuning cerah. Namun, ada juga selendang penari Dolalak yang berwarna merah.
Pelengkap busana lainnya berupa kaus kaki dan topi khas serdadu. Topi ini berwarna hitam dilingkari kain batik warna kuning keemasan. Penari juga dilengkapi dengan kacamata.
Tari Dolalak diiringi musik sederhana yang merupakan lantunan syair-syair dan pantun-pantun Jawa.
Baca juga: Tari Angguk: Asal-usul, Cerita, Makna Filosofi, dan Kostum
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Dolalak, yaitu jidhur, terbang, kendang, dan nyanyian atau syair.
Sejalan dengan perkembangan zaman, ada juga yang menambahkan keyboard atau organ tunggal.