Setelah berjalan sekitar 30 jam, tim pertama pun tiba di Distrik Kiwirok pada Senin (20/9/2022) sekitar pukul 05.00 WIT. Mereka segera menuju Pos Satgas TNI.
Senin (20/9/2022), sekitar pukul 07.30 WIT, seluruh tim yang bergerak dari Oksibil akhirnya tiba di Kiwirok dengan selamat. Mereka langsung menyiapkan rencana untuk mengamankan Bandara Kiwirok.
Tidak berselang lama, kontak senjata antara aparat keamanan dengan KKB yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 100 orang, pecah.
"Kami tiba jam 05.00 WIT, jam 09.00 WIT sudah ada kontak senjata, itu hanya pembersihan supaya bandara steril dari KKB," cetus Jenerio.
Baca juga: Alami Luka Tembak di Paha, Prada Beryl Gugur Saat KKB Serang Pos TNI di Kiwirok Papua
Rencana memukul mundur KKB dari kawasan Bandara Kiwirok pun berjalan lancar. Tak lama, helikopter milik TNI akhirnya bisa mendarat di Kiwirok untuk mengevakuasi korban.
"Sekitar jam 11.00 WIT heli mendarat, mereka tidak bisa lama di Kiwirok karena belum betul-betul aman. Mereka bawa satu jenazah dan korban luka-luka langsung ke Jayapura," tuturnya.
Setelah itu, pengamanan di Kiwirok makin diperluas karena ada rencana pesawat kembali masuk untuk memasok bahan pokok dan mengevakuasi warga.
"Besoknya (21/9/2022) baru pesawat bawa logistik masuk dan mengevakuasi warga yang tersisa ke Oksibil," kata Jenerio.
Pascapenyerangan KKB ke Kiwirok, warga di wilayah tersebut memilih mengungsi karena takut menjadi korban.
Alhasil, Kiwirok menjadi seperti kota mati karena tidak adanya masyarakat dan hanya tersisa aparat keamanan dan KKB. Kekosongan di Kiwirok pun berkepanjangan hingga lebih dari satu tahun.
Sebagian besar warga Kiwirok berada di Oksibil dan mereka tinggal di beberapa lokasi.
Terkait adanya keinginan dari masyarakat untuk kembali ke Kiwirok, Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito menyatakan, siap mendukung rencana warga.
Namun, ia belum bisa melaksanakannya karena keputusan akhir ada di pihak Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang.
Menurutnya, perlu komunikasi aktif dengan KKB untuk memastikan tak ada lagi serangan di Kiwirok. Komunikasi itu hanya bisa dilakukan pemerintah kabupaten.
"Kita siap saja mendukung keinginan masyarakat, hanya kita tunggu komunikasinya pemerintah daerah yang bisa menjamin dan mendukung keamanan," kata Cahyo saat dikonfirmasi, Selasa (11/10/2022).
"Alangkah baiknya ada dialog pemerintah daerah dengan orang-orang yang berseberangan (KKB), dalam artian jangan masyarakat yang jadi korban, jangan sampai ketika masyarakat kembali lalu KKB berulah lagi," tutur Cahyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.