Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 12 Polisi Berjalan 30 Jam Melewati Pegunungan Papua demi Menyelamatkan Kiwirok

Kompas.com - 17/10/2022, 18:49 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - 11 personel Satgas Nemangkawi yang dipimpin Iptu Budi Basrah harus menerjang terjalnya gunung-gunung di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, untuk membuka akses penerbangan di Distrik Kiwirok.

Pada 13 September 2021, warga di Distrik Kiwirok dikejutkan oleh aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Ngalum Kupel yang melakukan penyerangan dan membakar sejumlah bangunan.

Dalam penyerangan KKB di Kiwirok setahun lalu itu, seorang tenaga kesehatan tewas dan empat lainnya terluka. Seorang mantri juga sempat dilaporkan hilang, akhirnya ditemukan selamat.

Fasilitas umum yang dibakar KKB adalah Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Sekolah Dasar Kiwirok, dan Pasar Kiwirok.

Akses Transportasi Tertutup

Distrik Kiwirok adalah salah satu kawasan terpencil di Pegunungan Bintang, Papua. Untuk menuju Kiwirok, hanya bisa dijangkau dengan penerbangan dari Distrik Oksibil selama 30 menit.

Jika berjalan kaki, biasanya masyarakat setempat membutuhkan waktu dua malam dari Oksibil menuju Kiwirok yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Selain karena kawasan tersebut dipenuhi perbukitan yang cukup tinggi, akses jalan belum dibuka.


Usai penyerangan, masyarakat setempat melarikan diri dan memilih mengungsi ke Distrik Oksibil.

Sementara situasi di Kiwirok masih mencekam karena KKB menguasai wilayah tersebut. Sedangkan aparat keamanan yang jumlahnya tidak banyak hanya bisa bertahan di dalam Pos Satgas.

Akibatnya, akses penerbangan tertutup karena faktor keamanan.

"Saat itu tidak mungkin pesawat mendarat karena KKB bersembunyi di jurang-jurang dan setiap saat bisa menembak pesawat yang akan mendarat," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, di Jayapura, Senin (17/10/2022).

Menurut dia, informasi mengenai adanya korban tewas atau terluka membuat aparat keamanan harus mengambil tindakan dalam waktu cepat.

Baca juga: Harapan Warga Kiwirok yang Setahun Tinggalkan Kampung Halaman karena Serangan KKB

Harus Berjalan Kaki

Keterbatasan pilihan transportasi untuk mengirim tambahan personel membuat Satgas Operasi Nemangkawi yang saat ini sudah berganti nama menjadi Satgas Operasi Damai Cartenz, harus mendorong pasukan dengan cara yang tidak lazim, yaitu berjalan kaki.

Faizal yang saat itu juga menjabat sebagai Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi dan berada di Oksibil, telah memilih tim gabungan yang berisi dari 35 personel, mulai dari Satgas Nemangkawi, Polres Pegunungan Bintang, dan Brimob.

"Untuk meminimalisir terjadinya kontak senjata dalam perjalanan, 35 orang tersebut dibagi menjadi tiga tim, tim pertama seluruhnya dari Satgas Nemangkawi," kata Faizal.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com