KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia memang sudah akrab dengan sajian tumpeng, namun hanya sedikit yang mengetahui nasi astakona.
Padahal sajian tumpeng khas Banjar, Kalimantan Selatan ini pernah memecahkan rekor MURI di tahun 2018, yaitu sajian nasi astakona terbesar se-Indonesia.
Baca juga: Madihin, Sastra Lisan di Banjar, Latar Belakang dan Fungsi
Saat itu nasi astakona yang dibuat untuk acara Festival Kuliner Banjar dibuat dengan diameter nampan bawah berukuran 7,8 meter.
Selain itu nasi astakona juga telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Kalimantan Selatan pada tahun 2019.
Baca juga: Hikayat Banjar, Bukti Sejarah Penyebaran Islam di Kalimantan
Sayangnya masih banyak masyarakat Kalimantan Selatan yang tidak mengetahui kuliner khas Banjar yang satu ini.
Baca juga: Resep Soto Banjar Asli Kuah Bening, Makanan Khas Kalimantan Selatan
Dilansir dari laman Kemendikbud, nasi astakona adalah kuliner khas yang lahir dari tradisi di Kesultanan Banjar dan disajikan untuk menjamu tamu istimewa.
Meski kerap dijuluki tumpeng khas Banjar, apabila diamati maka nasi astakona memiliki bentuk yang benar-benar berbeda.
Nasi astakona tidak disajikan dalam bentuk kerucut, namun disusun bertingkat-tingkat.
Nasi astakona adalah sajian nasi lengkap dengan lauk pauknya yang diletakkan di atas talam atau nampan kuningan bundar bertingkat ganjil, mulai dari tiga atau lima susun.
Sajiannya terdiri atas tiga komponen pokok makanan, yaitu nasi, lauk pauk, dan buah-buahan.
Pada tiap tingkatnya, nasi astakona akan disajikan dengan kombinasi menu nasi dan lauk yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, pada susunan nampan pertama akan berisi nasi kuning, abon haruan, dan telur bumbu rujak, dengan garnish tomat, lombok besar, bilungka, daun pisang, dan bawang goreng.
Kemudian pada nampan kedua akan berisi nasi kebuli, udang galah, ubi-ubi, otak-otak pipih, daun sop, telur dadar, wortel, cabe merah dan daun selada.
Sementara isi nampan ketiga bisa diisi nasi putih bersama ayam lenggang kencana, acar manis, ikan acar kuning, sayur acar kuning, sambal goreng daging dan kentang, telur bumbu rujak, dan sate babakung.
Variasi menu tersebut bisa diubah sesuai selera dengan tetap menggunakan tiga komponen pokok makanan yang telah ditentukan.