Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Kemanusiaan, Ipda Fridus Izinkan WN Timor Leste Masuk ke NTT...

Kompas.com - 10/10/2022, 15:44 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Krisiandi

Tim Redaksi

Usai dinyatakan sembuh, Carolina dan keluarganya bersama Primus lalu mencari Fridus.

Ucapan terima kasih terus mengalir deras dari mereka tanpa henti, saat berpapasan dengan Fridus.

"Untung Pak Fridus kasih izin untuk berobat. Kalau tidak, mungkin saudari kami ini sudah meninggal karena sakit berat," ujar Primus mengenang kejadian itu.

Baca juga: Cerita Polisi Bantu Pasien Kanker Terjebak Macet di Kalihurip Saat Hendak Kemoterapi

Menurut Primus, mereka memutuskan berobat di Kabupaten Malaka karena pertimbangan jarak yang dekat dengan rumah saudarinya.

Karena kata dia, jika berobat di Suai, ibu kota Distrik Covalima, Timor Leste, selain jarak yang jauh, juga fasilitas kesehatan belum memadai.

Keluarga merasa gamang, jika sesuatu terjadi pada Carolina. Akhirnya keputusan keluarga berbuah manis, dengan sembuhnya Carolina dari penyakitnya hingga saat ini. Kejadian itu sempat diketahui pimpinan Fridus dan dia pun diberi apresiasi.

Bantu Biaya Persalinan Ibu Hamil

Kebaikan Fridus, tidak hanya dirasakan oleh warga dari Timor Leste saja, tetapi juga warga Kabupaten Malaka.

Dia membantu seorang ibu rumah tangga bernama Yasintha Hoar Bria (40), saat hendak melahirkan bayinya di rumah sakit setempat pada 2020 lalu.

Wanita asal Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, ditolak pihak rumah sakit karena tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan.

"Waktu itu saya antar orangtua berobat ke rumah sakit. Tak lama kemudian, datanglah ibu ini (Yasintha). Dia diantar seorang ojek karena akan melahirkan, tetapi ditolak karena tidak ada kartu BPJS," ujar Fridus.

Baca juga: Kisah Polisi Hentikan Ambulans Ugal-ugalan yang Angkut Sepeda Motor, Menolak Saat Hendak Disuap Sopir

"Ibu itu baru dilayani, jika membayar uang Rp 300.000 di loket. Ibu itu lalu duduk di tangga rumah sakit sambil menangis," sambung Fridus.

Karena merasa iba, Fridus pun mendekati Yasintha dan menanyakan masalah apa yang dialaminya.

Sambil terisak, Yasintha mengaku tidak memiliki uang. Apalagi statusnya janda yang baru saja ditinggal mati suaminya Almerio Dos Reis, membuat dia kesulitan finansial.

Fridus lantas mengambil uang di dalam dompetnya dan memberikan kepada Yasintha.

Setelah mendaftar di loket, petugas medis sempat memanggil Fridus dan menyampaikan kalau persalinan Yasintha akan dilakukan dengan metode operasi caesar. Kisaran biaya antara Rp 8 juta hingga Rp 12 juta.

"Petugas medis memanggil saya masuk ke ruang perawat dan ditanya, kalau operasi dengan anggaran besar hingga Rp 12 juta siapa yang tanggung. Saya bilang layani saja dulu, kalau memang operasi, pasti saya upayakan dan puji Tuhan ternyata bisa melahirkan normal," kata Fridus.

Baca juga: Kisah Polisi Hentikan Ambulans Ugal-ugalan yang Angkut Sepeda Motor, Menolak Saat Hendak Disuap Sopir

Yasintha akhirnya melahirkan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan dengan sehat dan selamat.

Informasi itu sempat menyebar ke keluarga Yasintha. Sehingga mereka berbondong-bondong mendatangi kediaman Fridus di Desa Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, untuk mengucapkan terima kasih.

"Kami ini orang susah, jadi hanya bisa balas dengan mengucap terima kasih langsung. Kami keluarga besar datang ke rumah Pak Fridus. Kami sudah anggap beliau sebagai keluarga kami," ujar Yasintha Hoar Bria, saat ditemui Kompas.com di rumahnya.

"Kami hanya berdoa, semoga bantuan pak Fridus ini dibalas oleh Tuhan," kata Yasintha lagi.

Kerja sama lintas sektor dengan Pemda

Tak hanya itu, saat masih menjabat sebagai Kapospol Motamasin, Fridus pun selalu menjalin kerja sama yang baik dengan instansi pemerintah setempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com