Usai dinyatakan sembuh, Carolina dan keluarganya bersama Primus lalu mencari Fridus.
Ucapan terima kasih terus mengalir deras dari mereka tanpa henti, saat berpapasan dengan Fridus.
"Untung Pak Fridus kasih izin untuk berobat. Kalau tidak, mungkin saudari kami ini sudah meninggal karena sakit berat," ujar Primus mengenang kejadian itu.
Baca juga: Cerita Polisi Bantu Pasien Kanker Terjebak Macet di Kalihurip Saat Hendak Kemoterapi
Menurut Primus, mereka memutuskan berobat di Kabupaten Malaka karena pertimbangan jarak yang dekat dengan rumah saudarinya.
Karena kata dia, jika berobat di Suai, ibu kota Distrik Covalima, Timor Leste, selain jarak yang jauh, juga fasilitas kesehatan belum memadai.
Keluarga merasa gamang, jika sesuatu terjadi pada Carolina. Akhirnya keputusan keluarga berbuah manis, dengan sembuhnya Carolina dari penyakitnya hingga saat ini. Kejadian itu sempat diketahui pimpinan Fridus dan dia pun diberi apresiasi.
Kebaikan Fridus, tidak hanya dirasakan oleh warga dari Timor Leste saja, tetapi juga warga Kabupaten Malaka.
Dia membantu seorang ibu rumah tangga bernama Yasintha Hoar Bria (40), saat hendak melahirkan bayinya di rumah sakit setempat pada 2020 lalu.
Wanita asal Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, ditolak pihak rumah sakit karena tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan.
"Waktu itu saya antar orangtua berobat ke rumah sakit. Tak lama kemudian, datanglah ibu ini (Yasintha). Dia diantar seorang ojek karena akan melahirkan, tetapi ditolak karena tidak ada kartu BPJS," ujar Fridus.
"Ibu itu baru dilayani, jika membayar uang Rp 300.000 di loket. Ibu itu lalu duduk di tangga rumah sakit sambil menangis," sambung Fridus.
Karena merasa iba, Fridus pun mendekati Yasintha dan menanyakan masalah apa yang dialaminya.
Sambil terisak, Yasintha mengaku tidak memiliki uang. Apalagi statusnya janda yang baru saja ditinggal mati suaminya Almerio Dos Reis, membuat dia kesulitan finansial.
Fridus lantas mengambil uang di dalam dompetnya dan memberikan kepada Yasintha.
Setelah mendaftar di loket, petugas medis sempat memanggil Fridus dan menyampaikan kalau persalinan Yasintha akan dilakukan dengan metode operasi caesar. Kisaran biaya antara Rp 8 juta hingga Rp 12 juta.
"Petugas medis memanggil saya masuk ke ruang perawat dan ditanya, kalau operasi dengan anggaran besar hingga Rp 12 juta siapa yang tanggung. Saya bilang layani saja dulu, kalau memang operasi, pasti saya upayakan dan puji Tuhan ternyata bisa melahirkan normal," kata Fridus.
Yasintha akhirnya melahirkan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan dengan sehat dan selamat.
Informasi itu sempat menyebar ke keluarga Yasintha. Sehingga mereka berbondong-bondong mendatangi kediaman Fridus di Desa Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, untuk mengucapkan terima kasih.
"Kami ini orang susah, jadi hanya bisa balas dengan mengucap terima kasih langsung. Kami keluarga besar datang ke rumah Pak Fridus. Kami sudah anggap beliau sebagai keluarga kami," ujar Yasintha Hoar Bria, saat ditemui Kompas.com di rumahnya.
"Kami hanya berdoa, semoga bantuan pak Fridus ini dibalas oleh Tuhan," kata Yasintha lagi.
Tak hanya itu, saat masih menjabat sebagai Kapospol Motamasin, Fridus pun selalu menjalin kerja sama yang baik dengan instansi pemerintah setempat.