Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa

Kompas.com - 03/10/2022, 17:25 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Ada sebuah cerita rakyat dari Jawa Tengah yang berkisah tentang legenda Aji Saka.

Sosok Aji Saka dipercaya berkaitan dengan awal mula munculnya aksara Jawa yang dikenal hingga saat ini.

Baca juga: Sandangan Aksara Jawa, Fungsi, dan Macam-macamnya

Menurut cerita tersebut, Aji Saka adalah seorang pemuda sakti dari Majethi yang memiliki dua orang punggawa (abdi) yang setia bernama Dora dan Sembada.

Baca juga: Pasangan Aksara Jawa, Contoh Penggunaan, dan Aturan Penulisan

Lantas, bagaimana kisah Aji Saka hingga kemudian disebut sebagai tokoh yang menciptakan aksara Jawa?

Baca juga: Aksara Tertua hingga Terindah di Dunia, Aksara Jawa Salah Satunya

Cerita Rakyat Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa

Alkisah di Medang Kamulan, datang seorang pemuda sakti yang bernama Aji Saka bersama dua pengawalnya yaitu Dora dan Sembada.

Saat mereka tengah dalam perjalanan menuju Medang Kamulan, Aji Saka dan dua pengawalnya sempat terhenti di daerah Pegunungan Kendeng.

Di tempat itu, Aji Saka meminta Sembada untuk tinggal dan menjaga keris pusaka miliknya.

Aji Saka berpesan agar Sembada tidak menyerahkan keris itu kepada siapapun kecuali dirinya.

Perjalanan berlanjut tanpa Sembada hingga di sebuah tempat sebelum mencapai Medang Kamulan, Aji Saka meminta Dora untuk tinggal karena ia akan pergi seorang diri.

Di Medang Kamulan, Aji Saka dengan kesaktiannya berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang gemar memangsa manusia.

Usai berhasil menolong rakyat Medang Kamulan, Aji Saka kembali teringat dengan keris pusaka miliknya.

Aji Saka lantas menemui Dora dan memintanya agar mengambil keris pusaka yang masih dijaga oleh Sembada.

Dora memenuhi perintah Aji Saka dan segera berangkat menemui sahabatnya di Pegunungan Kendeng.

Setelah bertemu dan bercengkrama melepas kerinduan, Dora kemudian menyatakan maksud kedatangannya untuk menjemput keris pusaka Aji Saka.

Sembada memahami niat Dora untuk menjalankan pesan Aji Saka, namun ia juga kembali mengingatkan pesan junjungannya itu dan menolak untuk memberikan keris pusaka tersebut.

Baik Dora maupun Sembada kemudian beradu mulut dan bersikeras menjelaskan apa yang telah diperintahkan Aji Saka.

Hal itu membuat perselisihan tidak terhindarkan, dan terjadilah pertarungan antara dua pengawal setia Aji Saka.

Di tempat lain, Aji Saka yang khawatir karena Dora tidak kunjung kebali akhirnya memutuskan untuk menyusul ke Pegunungan Kendeng.

Sampai di tempat yang dituju, Aji Saka sungguh terkejut melihat dua pengawal setianya telah tewas setelah saling beradu kesaktian.

Aji Saka lantas teringat pesannya pada Sembada yang menjadi awal mula tragedi berdarah ini, yang membuatnya merasa bersalah.

Karena rasa sedih sekaligus haru melihat kesetiaan dua pengawalnya dalam melaksanakan perintah hingga harus beradu nyawa, Aji Saka lalu memberikan penghormatannya.

Aji Saka menuliskan beberapa baris puisi di atas sebuah batu yang berbunyi:

Ha Na Ca Ra Ka = ono wong loro (ada dua orang)

Da Ta Sa Wa La = podho kerengan (mereka berdua berkelahi)

Pa Dha Ja Ya Nya = podho joyone (sama-sama kuatny )

Ma Ga Ba Tha Nga = mergo dadi bathang lorone (maka dari itu jadilah bangkai semuanya / keduanya mati karena sama kuatnya)

Deret aksara yang menjadi tanda penghormatan Aji Saka kepada Dora dan Sembada inilah yang kemudian dikenal sebagai aksara Jawa.

Sumber:
kompas.com  
jateng.tribunnews.com  
Buku:

  • Komandoko, Gamal. (2013). Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara. Yogyakarta: Cabe Rawit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com