Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pendapatan Pengelola Jembatan Bambu Penghubung Sukoharjo-Solo

Kompas.com - 27/09/2022, 20:56 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pendapatan pengelola jembatan sasak atau jembatan bambu yang menghubungkan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah meningkat.

Hal itu terjadi pascapenutupan total Jembatan Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo.

Jembatan Mojo ditutup total mulai pada Senin, 26 September 2022 hingga 30 November 2022 mendatang untuk perbaikan mengingat kondisinya sudah tak layak.

Kini, jembatan sasak itu menjadi pilihan warga lantaran lebih cepat ke tempat tujuan.

Setiap hari, jembatan sasak ini dijaga sekitar 20 orang. Mereka ada yang bertugas membantu menyeberangkan pengendara motor hingga melakukan perbaikan jembatan seandainya ada yang rusak.

Baca juga: Jembatan Mojo Ditutup Total, Jembatan Bambu Jadi Jalur Alternatif Warga meski Berbahaya

Pengelola jembatan sasak Sugiono mengatakan, pengendara motor yang melintas jembatan sasak mengalami peningkatan tajam sejak Jembatan Mojo ditutup total.

Biasanya, antrean kendaraan yang menyebarang jembatan sasak bisa dihitung jari.

Sejak Jembatan Mojo ditutup, pada Senin (26/9/2022) antrean kendaraan yang melintas jembatan sasak semakin panjang.

Diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan kendaraan karena bersamaan pulang kerja.

"Biasanya paling hanya 30 kendaraan. Soalnya jembatan belum ditutup masih lancar. Sekarang jembatan pada ditutup. Kemarin ada ratusan kendaraan yang lewat," kata pria yang akrab disapa Bagong kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (27/9/2022).

Bagong mengatakan, jembatan sasak sudah ada sejak lama. Dia mengaku hanya meneruskan dan melakukan perbaikan.

Bagong menambahkan, pembuatan jembatan sasak sekarang berbeda dengan sebelum-sebelumnya yang diikat dengan kencang.

Sekarang jembatan sasak dibuat dengan menggunakan drum sebagai pelampung agar tidak tenggelam saat dilewati.

Proses pembuatan jembatan, lanjut Bagong, terdiri dua jalur sekitar tiga bulan dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 35 juta.

"Jembatan sasak sudah ada sejak lama. Saya tinggal meneruskan. Kalau sekarang modelnya lain. Kalau dulu pakai pantek. Sekarang pakainya tong. Lebih irit, lebih nyaman," ungkap dia.

Jembatan sasak beroperasi 24 jam karena menjadi alternatif warga dari arah Solo menuju ke Sukoharjo maupun sebaliknya.

Karena itu, untuk menjaga kondisi jembatan tetap baik, pengelola memberlakukan tarif bagi pengendara yang melintas sebesar Rp 2.000.

"Banyak sedikit (yang melintas) Rp 2.000. Kemarin karena banyak (pengendara) yang melintas dapatnya sekitar Rp 5 juta. Itu masih kotor belum buat karyawan yang jaga jembatan sasak," ungkap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com