Bagong menyebut, tarif yang terkumpul dari para pengendara yang melintas jembatan sasak untuk biaya perbaikan dan membayar karyawan.
Setiap hari dirinya mengeluarkan Rp 100.000 untuk setiap karyawan.
Pihaknya juga mengeluarkan biaya sekitar Rp 1 juta untuk perbaikan jika ada kerusakan, seperti pembelian bambu.
"Jembatan sasak beroperasi 24 selama Jembatan Mojo dan Jurug B tutup. Makanya saya yang mantau," ungkap Bagong.
Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Ari Wibowo mengatakan, jembatan sasak tidak direkomendasikan sebagai jalur alternatif karena keselamatan.
Jembatan terbuat dari bambu itu sangat membahayakan terhadap keselamatan apabila debit air Sungai Bengawan Solo meningkat.
"Iya (tidak direkomendasikan). Apalagi kalau hujan deras atau debit air dari Wonogiri tinggi," ungkap dia.
Terpisah, Kanit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Satlantas Polres Sukoharjo Ipda Niken mengatakan, tidak merekomendasikan jembatan sasak sebagai jalur alternatif pascaditutupnya Jembatan Mojo karena keselamatan.
Baca juga: 2 Jembatan Bengawan Solo Ditutup, Ratusan Warga Antre 1 Km untuk Menyeberang dengan Jembatan Bambu
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kata Niken, Satlantas Polres Sukoharjo maupun Polsek Mojolaban terus melakukan patroli dan memberikan imbauan kepada warga agar tidak melintas jembatan sasak.
"Kami tidak merekomendasikan karena tidak safety. Jadi faktor keamanannya kurang," ungkap Niken.
Pihaknya juga meminta warga untuk melewati jalur alternatif yang telah disediakan.
Kendaraan yang berjalan dari arah Sukoharjo atau Karanganyar yang akan menuju ke Solo, bisa melewati Simpang Pasar Nongko (Pasar Bekonang ke Selatan).
Dari sana, kendaraan bisa menuju ke wilayah Telukan (melalui Jalan Ciu) yang kemudian menyeberangi Jembatan Bacem.
Sementara itu, kendaraan yang berjalan dari arah Solo dan hendak ke Sukoharjo atau Karanganyar, bisa melintas melalui Jalan Ciu menuju ke wilayah Bekonang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.