KOMPAS.com - Ti'i langga adalah topi tradisional orang Rote, yang terbuat dari daun lontar.
Setiap orang Rote ingin memiliki topi tradisional orang Rote yang disebut ti'i langga ini.
Bentuk ti'i langga, seperti topi sombrero asal Meksiko.
Orang Rote atau penduduk Rote mendiami Pulau Rote maupun pulau-pulau kecil disekeliling Pulau Rote.
Pulau-pulau tersebut, yaitu Pulau Ndao, Pulau Usu, Pulau Ndana, Pulau Manuk, Pulau Doo, Pulau Helina, Pulau Landu, dan pulau-pulau kecil lainnya.
Pulau Rote terdapat di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Berikut ini adalah latar belakang, fungsi, dan makna lekukan ti'i langga.
Secara etimologis, ti'i langga berasal dari bahasa Rote (dialek Termanu) yang berarti topi.
Kemudian, istilah tersebut digunakan untuk menyebut jenis topi yang dianyam dari daun lontar (Borassusflabillifer).
Dalam cerita lisan orang Rote, pertama kali ti'i langga ditemukan oleh nelayan bernama Fifino Dulu dari daerah timur pulau.
Pada suatu ketika, Fifino Dulu dan anaknya yang bernama Tua Fifino pergi mengail di Lua Ende do Fua Nafu (salah satu nama tempat di nusak Lole).
Kemudian, mereka menangkap seekor kura-kura dan seekor pari lalu dibawa pulang ke rumah.
Baca juga: Kenakan Topi Tii Langga Khas Rote, Wali Kota Pangkalpinang: Saya Akan Menjaga Keberagaman Ini
Dalam perjalanan pulang, keduanya berhenti sejenak di sekumpulan pohon lontar untuk berlindung dari sengatan terik matahari.
Tak sengaja, Fifino Dulu melihat daun lontar yang masih utuh dan sempurna yang dapat membantu melindungi kepala dari terik matahari. Kemudian, daun lontar itu diambil dan digunakan untuk melindungi kepala.
Namun karena dilihat tampilannya kurang baik, Tua Fifino mengeluarkan kura-kura dan pari lalu memberikan kepada Fifino Dulu untuk membuat pelindung kepala seperti kura-kura dan sayap pari.