“Terlebih kenaikan ini dilakukan di tengah negara lain menurunkan harga BBM. Seperti di Malaysia dengan ron yang lebih tinggi dari pertalite, harganya jauh lebih murah,” sebut dia.
Para buruh mengkhawatirkan kebijakan ini akan mengakibatkan ongkos kebutuhan energi di industri-industri di Jateng ikut naik.
Lalu, memicu terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Tak hanya buruh Jateng yang menggelar aksi tolak harga BBM. Kumpulan buruh di 33 provinsi lainnya juga serentak melakukan aksi protes.
Baca juga: Menikmati Sore di Bukit Senja Diponegoro, Tempat Melepas Penat Favorit Anak Muda Semarang
Pihaknya meminta pemerintah dan badan usaha untuk memperbaiki penyaluran BBM subsidi dari hulu ke hilir.
“Karena pengguna BBM bersubsidi juga banyak dikonsumsi oleh para buruh nelayan, petani, masyarakat kelas menengah ke bawah, yang selama ini memberikan dampak ke pertumbuhan ekonomi,” ujar dia.
KSPI Jateng tegas menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Mereka juga menuntut kenaikan upah tahun 2023 sebesar 10-13 persen.
Bila aksi pemanasan itu tak menghasilkan efek apapun, mereka akan menggelar aksi dengan massa yang lebih besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.